Jenewa (Antara/Xinhua-OANA) - Koronavirus baru diberi nama "Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus (MERS-CoV)" setelah ada usul dari Kelompok Studi Koronavirus di Komite Internasional mengenai Taksonomi Virus, kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Selasa (28/5).

WHO menyatakan lembaga tersebut belum mengadakan pertemuan kelompok guna membahas pemberian nama virus itu, dan nama yang diusulkan MERS-CoV --yang merupakan konsensus yang dapat diterima oleh WHO-- dibuat berdasarkan konsultasi dengan sejumlah ilmuwan.

Nama virus yang menghindari wilayah atau tempat pendeteksian awal virus biasanya dipilih oleh WHO. Badan kesehatan dunia tersebut menambahkan pendekatan itu dimaksudkan untuk memperkecil diskriminasi geografi yang tidak perlu yang bisa dilandasi atas pendeteksian tak sengaja dan bukan daerah sesungguhnya kemunculan virus.

WHO menyatakan beberapa negara Timur Tengah telah terpengaruh oleh ancaman besar kesehatan masyarakat tersebut, termasuk Jordania, Qatar, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu pagi. Sementara itu kasus kaitan langsung dan tidak langsung dengan Timur Tengah juga telah dilaporkan oleh Prancis, Jerman, Inggris serta Tunisia.

WHO memperbarui pada 23 Mei bahwa sampai saat itu, jumlah kasus yang dikonfirmasi secara global mengenai penularan MERS-CoV pada manusia mencapai 44, termasuk 22 meninggal. Prancis juga mengkonfirmasi kematian pertamanya akibat virus baru yang mematikan tersebut pada Selasa.

WHO menyarankan semua anggotanya agar meningkatkan pengawasan dan pencegahan bagi pemeriksaan serta penanganan kasus dugaan penularan virus itu dan secara memberitahu organisasi tersebut mengenai setiap kasus baru penularan virus baru itu.

Organisasi tersebut kembali menyatakan WHO sedang bekerjasama secara erat dengan negara dan mitra internasional. (Antara)

Pewarta:

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013