Roma (Antara Bengkulu) - Universitas Bologna di Italia menemukan apa yang
mereka katakan kitab Taurat yang mungkin paling tua di dunia.
Gulungan kitab suci agama Yahudi tersebut selama ini tersimpan di perpustakaan universitas namun dengan diberi label berbeda.
Tadinya, kitab yang ditulis di atas lembaran kulit domba dan diberi label "Gulungan Nomor Dua" ini diperkirakan usianya hanya beberapa ratus tahun.
Tapi pengujian karbon menunjukkan teks di gulungan-gulungan tersebut mungkin ditulis lebih dari 850 tahun yang lalu.
Mauro Perani, pakar bahasa Ibrani di Universitas Bologna, mengatakan gulungan ini adalah kumpulan lengkap kitab Taurat tertua yang ia ketahui dan karenanya memiliki nilai yang sangat tinggi.
Universitas Bologna mengatakan pada 1889 salah seorang petugas perpustakaan mereka, Leonello Modona, meneliti gulungan ini dan menyatakan bahwa Taurat ini berasal dari abad ke-17.
Profesor Perani melakukan penelitian ulang dan ia menyadari bahwa huruf yang dipakai di gulungan ini sama dengan huruf dari tradisi Babilonia, yang berarti usianya sangat tua.
"Setelah mencermati perbedaan ini saya langsung berpikir bahwa usianya pasti sangat tua," kata Perani kepada kantor berita AFP.
Ia juga mengatakan kondisi gulungan Taurat ini sangat bagus.
Potongan Taurat beberapa kali ditemukan dan yang paling tua berasal dari abad ke-7.
Dalam tradisi Yahudi gulungan Taurat tidak diberi tanggal. (BBC/AFP)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013
Gulungan kitab suci agama Yahudi tersebut selama ini tersimpan di perpustakaan universitas namun dengan diberi label berbeda.
Tadinya, kitab yang ditulis di atas lembaran kulit domba dan diberi label "Gulungan Nomor Dua" ini diperkirakan usianya hanya beberapa ratus tahun.
Tapi pengujian karbon menunjukkan teks di gulungan-gulungan tersebut mungkin ditulis lebih dari 850 tahun yang lalu.
Mauro Perani, pakar bahasa Ibrani di Universitas Bologna, mengatakan gulungan ini adalah kumpulan lengkap kitab Taurat tertua yang ia ketahui dan karenanya memiliki nilai yang sangat tinggi.
Universitas Bologna mengatakan pada 1889 salah seorang petugas perpustakaan mereka, Leonello Modona, meneliti gulungan ini dan menyatakan bahwa Taurat ini berasal dari abad ke-17.
Profesor Perani melakukan penelitian ulang dan ia menyadari bahwa huruf yang dipakai di gulungan ini sama dengan huruf dari tradisi Babilonia, yang berarti usianya sangat tua.
"Setelah mencermati perbedaan ini saya langsung berpikir bahwa usianya pasti sangat tua," kata Perani kepada kantor berita AFP.
Ia juga mengatakan kondisi gulungan Taurat ini sangat bagus.
Potongan Taurat beberapa kali ditemukan dan yang paling tua berasal dari abad ke-7.
Dalam tradisi Yahudi gulungan Taurat tidak diberi tanggal. (BBC/AFP)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013