Bengkulu (Antara) - Petugas Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Bengkulu memastikan bahwa unggas warga Kelurahan Panorama positif terjangkit flu burung setelah dilakukan pemeriksaan cepat oleh petugas.
"Setelah kami tes sampel unggas yang masih hidup di RT 13, berdasarkan 'rapid tes', positif flu burung," kata Anggota Tim Tim "Partisipatory Disease Surveillance and Response" (PSDR) pada Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Bengkulu, Zulkifli di Bengkulu, Selasa.
Ia mengatakan pemeriksaan tersebut setelah timnya mendapat laporan dari warga tentang kematian mendadak puluhan unggas di RT 13.
Sebanyak 55 ekor unggas jenis ayam kampung milik keluarga Yuda di RT 13, Kelurahan Panorama, Kecamatan Gading Cempaka, Kota Bengkulu, mati mendadak.
"Kami temukan mati mendadak beberapa ekor per hari, tidak sampai dalam sepekan 55 ekor sudah mati," kata Yuda menjelaskan.
Selain milik Yuda, di RT tersebut juga terdapat unggas milik warga lainnya yang ditemukan mati secara mendadak, sehingga total ayam yang mati di RT 13 tersebut mencapai 88 ekor.
Zulkifli melanjutkan bahwa tidak hanya unggas dari warga yang tinggal di RT 13 yang mati mendadak, tapi pihaknya juga mendapat laporan dari warga RT 10, 11 dan 12 di kelurahan itu.
"Akhirnya kami putuskan untuk menyemprot permukiman di empat RT itu untuk mencegah penularan," katanya menegaskan.
Ia mengatakan bahwa warga juga sudah diberi pengetahuan tentang bagaimana cara pemusnahan ayam yang ditemukan mati secara mendadak.
Sebab, menurut dia, sebagian warga membuang ayam yang mati tersebut ke sungai dan ke tempat sampah, padahal seharusnya unggas tersebut dimusnahkan dengan cara dibakar.
"Kalau dibuang ke sungai atau tempat sampah, justru penularan bisa semakin meluas," kata dia mengingatkan warga.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013
"Setelah kami tes sampel unggas yang masih hidup di RT 13, berdasarkan 'rapid tes', positif flu burung," kata Anggota Tim Tim "Partisipatory Disease Surveillance and Response" (PSDR) pada Dinas Pertanian dan Peternakan Kota Bengkulu, Zulkifli di Bengkulu, Selasa.
Ia mengatakan pemeriksaan tersebut setelah timnya mendapat laporan dari warga tentang kematian mendadak puluhan unggas di RT 13.
Sebanyak 55 ekor unggas jenis ayam kampung milik keluarga Yuda di RT 13, Kelurahan Panorama, Kecamatan Gading Cempaka, Kota Bengkulu, mati mendadak.
"Kami temukan mati mendadak beberapa ekor per hari, tidak sampai dalam sepekan 55 ekor sudah mati," kata Yuda menjelaskan.
Selain milik Yuda, di RT tersebut juga terdapat unggas milik warga lainnya yang ditemukan mati secara mendadak, sehingga total ayam yang mati di RT 13 tersebut mencapai 88 ekor.
Zulkifli melanjutkan bahwa tidak hanya unggas dari warga yang tinggal di RT 13 yang mati mendadak, tapi pihaknya juga mendapat laporan dari warga RT 10, 11 dan 12 di kelurahan itu.
"Akhirnya kami putuskan untuk menyemprot permukiman di empat RT itu untuk mencegah penularan," katanya menegaskan.
Ia mengatakan bahwa warga juga sudah diberi pengetahuan tentang bagaimana cara pemusnahan ayam yang ditemukan mati secara mendadak.
Sebab, menurut dia, sebagian warga membuang ayam yang mati tersebut ke sungai dan ke tempat sampah, padahal seharusnya unggas tersebut dimusnahkan dengan cara dibakar.
"Kalau dibuang ke sungai atau tempat sampah, justru penularan bisa semakin meluas," kata dia mengingatkan warga.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013