Semarang, (Antara Bengkulu) - Mantan juara dunia IBO Daud Yordan sudah memulai latihan dengan mitra tanding untuk menghadapi pertarungan perdana setelah yang bersangkutan naik ke kelas ringan (61 kilogram).
        
Petinju dengan rekor bertarung 30 kali menang (23 di antaranya dengan KO) dan tiga kali kalah ketika dihubungi dari Semarang, Rabu, mengatakan sampai kini mitra tandingnya masih petinju lokal.
        
"Mungkin kalau pertarungan sudah dekat baru memanfaatkan 'sparring' dari luar. Yang jelas persiapan saya sekarang ini sudah lebih banyak ke teknik dengan 'sparring partner'," kata petinju dari Sasana Kayong Utara Kalimantan Barat tersebut.
        
Ia mengakui, memang sampai kini dirinya belum tahu kapan akan naik ring untuk pertama kali sejak memutuskan naik ke kelas ringan.
        
"Tetapi bagaimanapun saya harus selalu siap kapanpun harus bertanding, apalagi tinju merupakan olahraga saya sehingga tidak ada atau ada pertarungan, saya harus tetap berlatih," katanya menegaskan.
        
Ayah dari Miquel Anglea Yordan Jr tersebut memutuskan naik dari kelas bulu (57,1 kilogram) ke kelas ringan (61 kilogram) setelah gagal mempertahankan gelar juara dunia IBO karena kalah dari petinju Afrika Selatan Simpiwe Vetyaka di Jakarta, beberapa waktu lalu.
        
Keputusan untuk naik kelas sebenarnya sudah dilakukan jauh hari sebelum pertarungan tersebut karena sebelum pertarungan itu Daud Yordan sudah menyatakan kalah atau menang akan naik ke kelas ringan.
        
Alasan naik kelas, kata dia, karena berat badannya sudah tidak ideal untuk bertarung di kelas bulu yang sudah ditekuni sejak delapan tahun lalu (2005).
        
Daud Yordan menjadi petinju kelima Indonesia yang meraih gelar juara dunia setelah Ellyas Pical (juara kelas bantam junior IBF) kemudian Nico Thomas (juara kelas terbang mini IBF), Chris John (juara dunia kelas bulu WBA), dan M Rachman (juara kelas terbang mini IBF dan terbang mini WBA).
        
Daud Yordan merebut gelar juara kelas bulu IBO setelah menang KO ronde kedua atas petinju Filipina Lorenzo Villanueva di Singapura, 5 Mei 2012, kemudian mempertahankan gelar setelah menang angka atas petinju Mongolia Choi Tseveenpurev di Singapura, 9 November 2012.
        
Sebelum akhirnya harus menyerahkan gelar juara dunia kepada petinju Afrika Selatan Simpiwe Vetyeka di Jakarta, 14 April 2013. (*)

Pewarta: Oleh Hernawan Wahyudono

Editor : Triono Subagyo


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013