Balai Wilayah Sungai Sumatera VII (BWSS VII) kembali menutup saluran air irigasi dari bendungan Sungai Seluma menyusul perbaikan atau rehab saluran tersebut.
Pejabat Dinas Pertanian Kabupaten Seluma menyebutkan penutupan akan berlangsung hingga Juni 2021.
"Informasi yang kami terima dari pihak BWSS VII, bendungan memang ditutupa hingga Juni mendatang. Warga khususnya petani sudah diberi tahu mengenai hal ini," kata Kadis Pertanian Kabupaten Seluma, Arian Sosial, di Seluma, Jumat.
Menurutnya, penutupan aliran bendungan akan membuat lahan pertanian tidak mendapat suplai air, dan menyebabkan tidak bisa menanam padi setidaknya sampai Juni mendatang.
Untuk mengatasi hal tersebut, Dinas Pertanian menyatakan telah memberikan imbauan kepada para petani untuk mengganti padi menjadi palawija.
"Kami imbau untuk sementara mengganti tanaman di lahan pertanian, dari padi menjadi kacang, melon, ubi, dan tanaman jenis lainnya yang tidak membutuhkan banyak air. Sehingga para petani tetap memiliki pendapatan meski tak bisa menanam padi seperti biasa," katanya.
Adapun penutupan aliran bendungan Seluma juga pernah dilakukan pada Agustus 2019, dengan alasan yang sama yakni perbaikan aliran irigasi.
Penutupan sempat mendapat protes dari masyarakat, karena sudah melewati batas waktu dan membuat petani tidak bisa memulai menanam padi.
Saat ini saja, akibat pengeringan ini, 8.000 hektare sawah irigasi di Kecamatan Seluma Selatan belum bisa menggarap persawahan mereka.
Kemungkinan akan banyak lahan dimanfaatkan untuk tanaman palawija.
Sementara itu, salah satu petani di Kecamatan Seluma Selatan Asnawi mengatakan bahwa mereka saat ini memang masih membutuhkan air untuk irigasi. Namun, sejak 1 Februari air irigasi dikeringkan.
Saat ini mereka membendung air rawa dan sebagian petani lainnya menggunakan mesin untuk mengambil air rawa. Sawah mereka tetap harus dialiri air karena masih membutuhkan air.
"Kami berharap pekerjaan perbaikan irigasi ini cepat selesai," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2021
Pejabat Dinas Pertanian Kabupaten Seluma menyebutkan penutupan akan berlangsung hingga Juni 2021.
"Informasi yang kami terima dari pihak BWSS VII, bendungan memang ditutupa hingga Juni mendatang. Warga khususnya petani sudah diberi tahu mengenai hal ini," kata Kadis Pertanian Kabupaten Seluma, Arian Sosial, di Seluma, Jumat.
Menurutnya, penutupan aliran bendungan akan membuat lahan pertanian tidak mendapat suplai air, dan menyebabkan tidak bisa menanam padi setidaknya sampai Juni mendatang.
Untuk mengatasi hal tersebut, Dinas Pertanian menyatakan telah memberikan imbauan kepada para petani untuk mengganti padi menjadi palawija.
"Kami imbau untuk sementara mengganti tanaman di lahan pertanian, dari padi menjadi kacang, melon, ubi, dan tanaman jenis lainnya yang tidak membutuhkan banyak air. Sehingga para petani tetap memiliki pendapatan meski tak bisa menanam padi seperti biasa," katanya.
Adapun penutupan aliran bendungan Seluma juga pernah dilakukan pada Agustus 2019, dengan alasan yang sama yakni perbaikan aliran irigasi.
Penutupan sempat mendapat protes dari masyarakat, karena sudah melewati batas waktu dan membuat petani tidak bisa memulai menanam padi.
Saat ini saja, akibat pengeringan ini, 8.000 hektare sawah irigasi di Kecamatan Seluma Selatan belum bisa menggarap persawahan mereka.
Kemungkinan akan banyak lahan dimanfaatkan untuk tanaman palawija.
Sementara itu, salah satu petani di Kecamatan Seluma Selatan Asnawi mengatakan bahwa mereka saat ini memang masih membutuhkan air untuk irigasi. Namun, sejak 1 Februari air irigasi dikeringkan.
Saat ini mereka membendung air rawa dan sebagian petani lainnya menggunakan mesin untuk mengambil air rawa. Sawah mereka tetap harus dialiri air karena masih membutuhkan air.
"Kami berharap pekerjaan perbaikan irigasi ini cepat selesai," katanya.
Editor : Musriadi
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2021