Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu mencatat jumlah penduduk miskin di Bengkulu pada September 2020 sebanyak 305.997 orang atau 15,30 persen, bertambah 7.993 dari September 2019 sebanyak 298.004 orang atau 14,91 persen.

"Jadi 305.997 orang itu jumlah penduduk miskin di Bengkulu pada September 2020. Dikatakan miskin karena rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan," kata Kepala BPS Provinsi Bengkulu Win Rizal, Senin.

Ia menambahkan peningkatan jumlah penduduk miskin terjadi hampir diseluruh wilayah di Bengkulu baik di pedesaan maupun di perkotaan.

Persentase kemiskinan di perkotaan naik dari 14,13 persen menjadi 15,06 persen atau bertambah 5.879 orang. Sedangkan di pedesaan naik dari 15,30 persen menjadi 15,42 persen atau bertambah 2.114 orang.

Selain itu, selama periode
September 2019 hingga September 2020, garis kemiskinan naik sebesar 1,94 persen yaitu dari Rp 520.293 per kapita per bulan menjadi Rp530.382 per kapita per bulan pada September 2020.

Sementara pada periode Maret hingga September 2020 garis kemiskinan naik sebesar 0,64 persen yaitu dari Rp527.031 per kapita per bulan menjadi Rp530.382 per kapita per bulan pada September 2020.

Menurutnya, beras menjadi komoditas yang paling besar menyumbang garis kemiskinan di Bengkulu yaitu sebesar 15,68 persen di perkotaan dan 23,17 persen di pedesaan.

Secara keseluruhan, komoditas makanan berkontribusi menyumbang peningkatan terhadap garis kemiskinan sebesar 73,93 persen di perkotaan dan 74,06 persen di pedesaan.

"Peranan komoditas makanan jauh lebih besar berkontribusi menyumbang garis kemiskinan dibandingkan peranan komoditas bukan makanan. Salah satunya yaitu beras," ucapnya.

Selain beras, beberapa komoditas lainnya seperti rokok, cabai merah dan telur ayam juga memberi sumbangan yang cukup besar terhadap garis kemiskinan.

Rokok kretek filter memberikan sumbangan terbesar terhadap garis kemiskinan di perkotaan sebesar 19,41 persen dan 10,45 persen di pedesaan.

Kemudian cabai merah sebesar 6,76 persen di perkotaan dan 5,35 persen di pedesaan. telur ayam ras sebesar 3,09 persen di perkotaan dan 2,74 di pedesaan.

Selain itu, komoditi bukan makanan
yang memberikan sumbangan terbesar baik pada perkotaan dan pedesaan yaitu perumahan, bensin, listrik dan pendidikan.

BPS Provinsi Bengkulu juga mencatat indeks kedalaman kemiskinan dan indeks keparahan kemiskinan pada September 2019 hingga September 2020 juga mengalami peningkatan.

Indeks kedalaman kemiskinan
pada September 2019 sebesar 2,01 dan pada September 2020 sebesar 2,51. Demikian juga dengan indeks keparahan kemiskinan mengalami peningkatan dari 0,45 menjadi 0,64.

Begitu juga, kata Win, bila dilihat pada periode Maret hingga September 2020 indeks kedalaman kemiskinan mengalami peningkatan yaitu dari 2,40 menjadi 2,51. Sedangkan Indeks keparahan kemiskinan mengalami peningkatan dari 0,56 menjadi 0,64.

"Gini Ratio pada bulan September 2020 mengalami peningkatan menjadi 0,323 atau turun 0,006 dibandingkan dengan September 2019 sebesar 0,329 persen yang memiliki makna ketimpangan sedikit berkurang pada bulan September 2020," kata Win.

Pewarta: Carminanda

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2021