Bengkulu (Antara Bengkulu) - Telur penyu yang merupakan satwa dilindungi dijual bebas di pasar-pasar tradisional di Kota Bengkulu, Rabu.
Penelurusan di dua pasar tradisional Kota Bengkulu, telur penyu atau dalam bahasa lokal disebut telur katung, dijual bebas oleh pedagang ikan laut, dengan harga beragam.
"Permintaannya tinggi, jadi kami sediakan bagi warga yang membutuhkan," kata salah seorang pedagang telur penyu yang tidak ingin disebut namanya saat ditemui di salah satu pasar tradisional.
Pembelian telur untuk seorang pemesan saja kata dia pada pekan sebelumnya mencapai 1.000 butir dan ia memiliki pelanggan tetap yang mengambil 100 butir untuk tiap pembelian.
Ia mengaku tindakannya itu melawan hukum, dan dapat dikenai pidana, namun karena tingginya permintaan membuat mereka nekat menjual telur penyu itu.
Tidak adanya tindakan dari penegak hukum membuat penjual semakin leluasa menawarkan dagangannya, bahkan telur-telur itu dijajakan di atas lapak berjualan, seperti ikan lainnya.
Penjualan telur-telur penyu tersebut hampir dapat ditemui setiap hari, terutama saat musim bertelur penyu.
Harga yang ditawarkan bervariasi mulai Rp5.000 hingga Rp7.000 per butir untuk yang berukuran kecil, sedangkan ukuran besar Rp15.000 per butir.
"Biasanya pasokan kami dari Kabupaten Bengkulu Utara," tambahnya.
Ia juga melayani sistem pemesanan bagi pelanggannya, saat pasokan telur tiba, pada pelanggan akan dihubungi untuk mengambil pesanannya.
Pengambilan dan perdagangan telur penyu menjadi salah satu ancaman serius bagi kelestarian satwa liar yang dilindungi berdasarkan Undang-undang nomor 5 tahun tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya itu.
Kepala BKSDA Bengkulu Anggoro Dwi Sujianto mengatakan segera pemantauan di pasar dan memberikan sosialisasi kepada pada pedagang.
"Mungkin mereka tidak tahu kalau penjualan telur penyu dilarang dan melanggar undang-undang," katanya.
Sekretaris Komunitas Konservasi Pelestari Penyu Desa Retak Ilir Kecamatan Ipu Kabupaten Mukomuko, Amran mengatakan pengambilan telur penyu di sejumlah lokasi bertelur penyu masih terjadi hingga kini.
"Kami berupaya menyelamatkan telur-telur saat baru menetas dan membantu penetasan hingga menjadi tukik atau anak penyu lalu dilepasliarkan," katanya. (Antara)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013
Penelurusan di dua pasar tradisional Kota Bengkulu, telur penyu atau dalam bahasa lokal disebut telur katung, dijual bebas oleh pedagang ikan laut, dengan harga beragam.
"Permintaannya tinggi, jadi kami sediakan bagi warga yang membutuhkan," kata salah seorang pedagang telur penyu yang tidak ingin disebut namanya saat ditemui di salah satu pasar tradisional.
Pembelian telur untuk seorang pemesan saja kata dia pada pekan sebelumnya mencapai 1.000 butir dan ia memiliki pelanggan tetap yang mengambil 100 butir untuk tiap pembelian.
Ia mengaku tindakannya itu melawan hukum, dan dapat dikenai pidana, namun karena tingginya permintaan membuat mereka nekat menjual telur penyu itu.
Tidak adanya tindakan dari penegak hukum membuat penjual semakin leluasa menawarkan dagangannya, bahkan telur-telur itu dijajakan di atas lapak berjualan, seperti ikan lainnya.
Penjualan telur-telur penyu tersebut hampir dapat ditemui setiap hari, terutama saat musim bertelur penyu.
Harga yang ditawarkan bervariasi mulai Rp5.000 hingga Rp7.000 per butir untuk yang berukuran kecil, sedangkan ukuran besar Rp15.000 per butir.
"Biasanya pasokan kami dari Kabupaten Bengkulu Utara," tambahnya.
Ia juga melayani sistem pemesanan bagi pelanggannya, saat pasokan telur tiba, pada pelanggan akan dihubungi untuk mengambil pesanannya.
Pengambilan dan perdagangan telur penyu menjadi salah satu ancaman serius bagi kelestarian satwa liar yang dilindungi berdasarkan Undang-undang nomor 5 tahun tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya itu.
Kepala BKSDA Bengkulu Anggoro Dwi Sujianto mengatakan segera pemantauan di pasar dan memberikan sosialisasi kepada pada pedagang.
"Mungkin mereka tidak tahu kalau penjualan telur penyu dilarang dan melanggar undang-undang," katanya.
Sekretaris Komunitas Konservasi Pelestari Penyu Desa Retak Ilir Kecamatan Ipu Kabupaten Mukomuko, Amran mengatakan pengambilan telur penyu di sejumlah lokasi bertelur penyu masih terjadi hingga kini.
"Kami berupaya menyelamatkan telur-telur saat baru menetas dan membantu penetasan hingga menjadi tukik atau anak penyu lalu dilepasliarkan," katanya. (Antara)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013