Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah menjadwalkan akan memediasi dengan mempertemukan dua kelompok nelayan yang selama ini kerap terlibat konflik.

Kata Rohidin di Bengkulu Sabtu, pertemuan itu akan dijadwalkan dalam waktu dekat sebagai upaya meredam dan mendamaikan kedua kelompok nelayan tradisional dan pemakai pukat harimau atau trawl yang sempat memanas beberapa waktu lalu.

"Kita ingin mempertemukan para nelayan karena sumber daya laut ini harus dimanfaatkan dengan baik sekaligus bijak, kelestariannya perlu terjaga dan tentu dengan mengedepankan aturan perundang-undangan yang berlaku terkait penggunaan alat tangkap," kata Rohidin.

Rohidin menyebut dirinya telah menemui kedua kelompok nelayan itu untuk mendengarkan langsung keinginan dan aspirasi mereka. Hasilnya, kedua kelompok nelayan sepakat adanya kehadiran pemerintah dalam menyelesaikan persoalan ini.

Menurutnya, penyelesaian konflik dua kelompok nelayan ini harus disikapi dengan kepala dingin dan harus memperhatikan kepentingan kedua belah pihak.

Pemprov Bengkulu, kata Rohidin, juga telah mencanangkan beberapa program diantaranya program pembuatan rumpon atau rumah ikan agar kedua kelompok nelayan tidak lagi berebut wilayah tangkapan dan program bantuan alat tangkap.

"Seluruh pihak tentu setuju kekayaan laut Bengkulu sangat melimpah dan hal tersebut harus dimanfaatkan sebaik-baiknya namun harus mengikuti aturan yang ada," paparnya.

Salah satu nelayan di Kota Bengkulu Ali Simatupang menyebut kehadiran pemerintah sangat diperlukan untuk mengurai persoalan kedua kelompok nelayan ini.

Pemprov Bengkulu, kata dia, diminta merumuskan dan mencarikan jalan tengah penyelesaian konflik dengan tetap menguntungkan kedua belah pihak.

"Program rumpon bisa jadi solusi dan sangat realistis bila dilakukan ke depan. Apalagi hal itu dimotori oleh pemerintah," demikian Ali.

Pewarta: Carminanda

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2021