Peristiwa langka terjadi dengan penemuan bunga bangkai jenis Amorphophallus Titanum yang memiliki buah pada ujung batangnya di kawasan ladang warga di jorong Aia Tabik nagari Kamang Mudiak, Kabupaten Agam, Sumatera Barat.
"Bunga bangkai unik ini tumbuh di ladang milik Pakiah (62), dia mengadukan kepada saya ketika pertama kali melihatnya sekitar sepekan yang lalu," kata warga setempat Win Choto (58) di Kamang, Kamis.
Bunga bangkai yang ditemukan berbuah seperti pohon sawit berwarna merah di daerah perbukitan yang berjarak sekitar 3 km dari permukiman warga.
Win mengatakan di daerah Aia Tabik dan Sonsang di Kamang Mudiak ini bunga bangkai dan Raflesia memang sering tumbuh, tetapi tidak pernah melihat yang berbuah.
Sementara itu, Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bukittinggi Vera Ciko mengatakan dia bersama empat personelnya melakukan pengecekan keberadaan bunga langka tersebut Rabu sore.
"Iya benar, ini merupakan pertama kalinya terjadi, bunga bangkai itu berbuah mirip buah sawit dengan tinggi 179 cm dan lingkar pinggang 40 cm," katanya.
Ia menjelaskan biasanya bunga bangkai setelah mekar akan mengerucut kemudian layu dan mati, tetapi bunga bangkai yang ditemukan ini terlihat tumbuh bagus dengan buahnya.
"Kita perkirakan penyerbukannya bagus hingga menghasilkan buah seperti ini, selanjutnya kita akan melakukan penelitian kembali karena baru pertama kali kami menemukan kasus seperti ini," kata dia.
Ia menambahkan masyarakat di sekitar penemuan bunga bangkai berbuah ini sudah sangat mengerti dengan status bunga bangkai ataupun Raflesia yang dilindungi.
Bunga ini dilindungi Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2021
"Bunga bangkai unik ini tumbuh di ladang milik Pakiah (62), dia mengadukan kepada saya ketika pertama kali melihatnya sekitar sepekan yang lalu," kata warga setempat Win Choto (58) di Kamang, Kamis.
Bunga bangkai yang ditemukan berbuah seperti pohon sawit berwarna merah di daerah perbukitan yang berjarak sekitar 3 km dari permukiman warga.
Win mengatakan di daerah Aia Tabik dan Sonsang di Kamang Mudiak ini bunga bangkai dan Raflesia memang sering tumbuh, tetapi tidak pernah melihat yang berbuah.
Sementara itu, Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bukittinggi Vera Ciko mengatakan dia bersama empat personelnya melakukan pengecekan keberadaan bunga langka tersebut Rabu sore.
"Iya benar, ini merupakan pertama kalinya terjadi, bunga bangkai itu berbuah mirip buah sawit dengan tinggi 179 cm dan lingkar pinggang 40 cm," katanya.
Ia menjelaskan biasanya bunga bangkai setelah mekar akan mengerucut kemudian layu dan mati, tetapi bunga bangkai yang ditemukan ini terlihat tumbuh bagus dengan buahnya.
"Kita perkirakan penyerbukannya bagus hingga menghasilkan buah seperti ini, selanjutnya kita akan melakukan penelitian kembali karena baru pertama kali kami menemukan kasus seperti ini," kata dia.
Ia menambahkan masyarakat di sekitar penemuan bunga bangkai berbuah ini sudah sangat mengerti dengan status bunga bangkai ataupun Raflesia yang dilindungi.
Bunga ini dilindungi Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistem.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2021