Malang (Antara Bengkulu) - Ribuan buruh pabrik rokok berasal dari dua perusahaan berbeda di Kabupaten Malang, Jawa Timur, menuntut kesetaraan tunjangan hari raya antara buruh borongan dengan harian.

"Kami hanya ingin minta kesetaraan uang THR antara buruh harian dan borongan, serta berharap uang jasa tahunan juga dibagikan," kata seorang buruh PT Bintang Bola Dunia Ana di sela mogok kerja di Malang, Rabu.

Buruh yang mogok kerja itu, adalah buruh Pabrik Rokok PT Bintang Bola Dunia di Kepanjen dan PT P.D.I. Tresna II di Karangduren, Pakisaji, Kabupaten Malang.

Aksi mogok kerja yang tidak juga ditanggapi oleh manajemen masing-masing perusahaan tersebut, akhirnya mereka memblokade jalan poros yang menghubungan Kota Malang-Kepanjen-Blitar. Oleh karena diblokade ribuan buruh, maka arus lalu lintas dialihkan melewati jalan lingkar barat.

Karena arus lalu lintas yang terganggu, aparat kepolisian mengambil tindakan tegas dengan membubarkan para buruh yang sebagian besar kaum perempuan tersebut.

"Ibu-ibu yang mau pulang dengan kendaraan umum atau truk kepolisian dipersilakan. Namun, bagi yang masih ingin bertahan di jalan, terpaksa kami akan mengambil tindakan tegas," kata Kepala Satuan Sabhara Polres Malang AKP Ainun Djariah.

Sikap tegas yang diambil aparat kepolisian itu, membuat buruh yang mogok kerja tersebut berangsur-angsur membubarkan diri dan sebagian diantar dengan menggunakan truk polisi kembali ke pabrik (PT P.D.I Tresno II).

Menanggapi aksi buruh yang mogok kerja tersebut, Regulator Affairs Manager Bentoel Eko Soenjojo mengatakan sebenarnya perusahaan sudah memenuhi kewajiban dengan memberikan THR kepada buruh pada 26 Juli 2013.

Untuk uang jasa tahunan, katanya, memang dibayarkan setiap akhir tahun.

Hal itu, sesuai dengan perjanjian kerja bersama (PKB) antara gabungan pengusaha rokok Malang (Gaperoma) dengan serikat pekerja Malang.

"Aksi mogok kerja buruh ini, tidak saja merugikan perusahaan, tapi juga buruh, karena mereka tidak bisa bekerja. Perusahaan juga dirugikan karena tidak berproduksi dan angka kerugian itu mencapai Rp248 juta per hari," katanya. (Antara)

Pewarta: Oleh Endang Sukarelawati

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013