Pemerintah Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, mencatat terdapat 40 persen dari 187 koperasi di daerah ini yang tidak aktif melaksanakan kegiatan usaha selama pandemi COVID-19.

"Masalah koperasi nelayan tidak aktif karena terkendala cuaca sehingga hasil tangkapan berkurang dan koperasi simpan pinjam banyak macet," kata Kepala Bidang Industri, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Dinas Peridustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Mukomuko Hafni Diana di Mukomuko, Selasa.

Hal itu berdasarkan hasil kunjungan kerja petugas dari instansi ini ke seluruh koperasi yang tersebar di 15 kecamatan di daerah ini.

Dikatakan, dari 40 persen koperasi yang tidak aktif melaksanakan aktivitas usahanya pada masa pandemi COVID-19, paling banyak koperasi unit desa (KUD) peninggalan Kabupaten Bengkulu Utara.

Kebanyakan KUD ini tersebar di wilayah eks transmigrasi di daerah jni dan belum ada regulasi yang bisa digunakan oleh instansinya untuk membubarkan koperasi yang tidak aktif lagi.

Selanjutnya pihaknya hanya bisa mengimbau kepada semua koperasi yang masih aktif di daerah ini agar rutin melakukan rapat anggota tahunan sesuai dengan aturan yang berlaku.

Selain itu, instansinya akan memberikan pelatihan kepada penggurus koperasi untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi mereka sehingga dapat terus bertahan di tengah pandemi COVID-19.

“Kami akan mengadakan pelatihan khusus kepada penggurus koperasi untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensinya. Materi pelatihan cara membuat laporan keuangan materi strategi koperasi bertahan di masa COVID-19," ujarnya.

Ia menyebutkan pemerintah daerah setempat akan memberikan pelatihan kepada sebanyak 58 penggurus koperasi dengan dua angkatan.

Ada 29 penggurus koperasi di daerah ini akan mengikuti pelatihan angkatan pertama selama tiga hari mulai tanggal 22-24 Juni 2021, lalu 29 orang angkatan kedua pada tanggal 28-30 Juni 2021.

Pewarta: Ferri Aryanto

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2021