Dinas Pertanian dan Perikanan (Distankan) Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu menggalakkan program kopi sambung di sejumlah kecamatan guna meningkatkan produksi perkebunan.

Kepala Distankan Rejang Lebong Suherman di Rejang Lebong, Rabu, mengatakan luas lahan perkebunan kopi rakyat di Rejang Lebong mencapai 23.633 hektare terdiri dari jenis kopi robusta 23.104 hektare yang menghasilkan 18.605 ton biji kopi per tahun, dan kopi arabika seluas 529 hektare dengan hasil 206 ton per tahun.

"Kita sedang menggalakkan program kopi sambung sehingga nantinya bisa meningkatkan produksi biji kopi yang dihasilkan dalam setiap tahunnya, karena produksi kopi dengan teknik sambung jauh lebih menguntungkan dari kopi biasa," kata dia.

Dia menjelaskan, program kopi sambung atau stek ini dilakukan terhadap tanaman kopi yang sudah tidak produktif lagi, bagian atas disambung dengan varietas kopi berkualitas seperti varietas Sintaro 1,2,3 dan varietas Sihansen.

Pengembangan kopi dengan teknik sambung tersebut, kata dia, sudah dilakukan petani kopi untuk jenis robusta terutama di Kecamatan Sindang Kelingi, Sindang Dataran, Curup Timur, Selupu Rejang dan beberapa kecamatan lainnya.

Keuntungan dari pengembangan kopi dengan teknik sambung buah kopi yang dihasilkan bisa mencapai 1,5 hingga 2 ton per tahun, sedangkan kopi biasanya paling banyak 1 ton per tahun.

Dia menambahkan, untuk membantu pengembangan tanaman kopi dengan teknik sambung di wilayah itu dalam waktu dekat petani kopi di dua kecamatan akan mendapat program bantuan kopi sambung dengan luas mencapai 100 hektare serta pembiayaan dari pemerintah pusat.

Menurut dia, program kopi sambung nantinya akan dilaksanakan oleh Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Medan. Program ini akan dipusatkan di sejumlah desa yang ada di Kecamatan Sindang Kelingi dan Sindang Dataran.

Pewarta: Nur Muhamad

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2021