Bengkulu,  (Antara Bengkulu) - Warga Kota Bengkulu menyayangkan pemerintah setempat tak konsisten dalam melaksanakan rencana penertiban gelandangan dan pengemis yang masih banyak berkeliaran di arena umum.

"Sempat ada wacana penertiban oleh pemkot, tetapi hingga kini masih saja mereka berada di daerah rawan kecelakaan lalu lintas," kata Mayadi, warga Kota Bengkulu.

Ia menjelaskan, keberadaan pengemis itu terutama di daerah sekitar lampu pengatur lalu lintas, dengan memanfaatkan kendaraan berhenti dan meminta ke pengendaranya.

"Ironisnya, di Simpang Lima, depan kantor Wali Kota Bengkulu cukup ramai pegemis dan pengamenya," kata dia.

Bahkan, lanjutnya, di Simpang Lima Jalan Suprapto ada seorang anak kecil yang usianya diperkirakan masih di bawah lima tahun dan cukup membahayakan bagi dirinya dan pengendara.

"Anak itu berlarian di tengah jalan kala kendaraan sedang berhenti lantaran lampu merah, tetapi itu sangat berbahaya karena tak nampak oleh pengemudi terutama roda empat," katanya.

Warga lainnya, Ny Wati mengharapkan pemerintah setempat harus cepat mengantisipasi keberadaan gelandangan dan pengemis tersebut, dan jangan saat bulan Ramadhan saja.

"Sepertinya dibiarkan. Padahal itu sangat mengganggu keselamatan pengguna jalan raya," katanya.

Dinas Sosial Kota Bengkulu sebelumnya menggelar penertiban gelandangan dan pengemis (gepeng) yang minta-minda di kawasan pusat Kota Bengkulu.

Dinas tersebut melakukan razia malam hari dengan melakukan pendekatan secara persuasif untuk tidak mengemis di pusat kota, kata Kepala Dinas Sosial Kota Bengkulu, Sudarto Widyoseputro pada pekan ke empat Juli lalu.

Menurut dia, Dinsos Kota Bengkulu memberi tenggat waktu kepada gelandangan dan pengemis agar tidak lagi melakukan aktivitas mereka meminta-minta di beberapa persimpangan pusat kota.

"Kita lihat sampai tiga hari ke depan, jika mereka masih kembali lagi mengemis di sini (Simpang lima, Kota Bengkulu), maka akan kami amankan," kata dia.

Satuan Tanggap Darurat Bencana yang ditugaskan Dinsos untuk penertiban, katanya, mendapati sebanyak sembilan orang `gepeng` sedang minta-minta.

"Kita temukan sembilan orang, kemudian kami tanya apa keinginan mereka. Opsi pertama, apakah mau dibina atau pilihan kedua kembali ke daerah asal dan berusaha hidup mandiri. Mereka memilih opsi kedua untuk tidak akan mengemis lagi. Soal sedikitnya gepeng yang kita temukan sedangkan pada hari biasanya banyak, kami belum bisa pastikan apakah bocor informasi penertiban dan diketahui gepeng," katanya.

Jika setelah tiga hari ke depan gepeng tetap tidak menghiraukan imbauan Dinsos Kota, maka seluruh gelandangan dan pengemis yang ditemukan minta-minta di pusat kota akan ditertibkan, untuk kemudian dibina oleh dinas sosial.

"Bagi mereka yang tidak ingin kembali ke daerah asalnya maka akan kita bina, mungkin lewat bansos atau melalui rehabilitasi sosial," katanya.

*

Pewarta:

Editor : Triono Subagyo


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013