Batam (Antara Bengkulu) - Industri pariwisata Indonesia makin bergairah akibat nilai tukar dolar AS menguat atas rupiah, kata Kasubdit Wilayah I Direktorat Promosi Pariwisara Dalam Negeri Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Raseno Arya.

"Kenaikan nilai dolar AS menguntungkan pariwisata Indonesia, karena wisman lebih banyak ke Indonesia," kata Raseno Arya usai menyaksikan Batam Sea Eagle Boat Race X 5- Batam, Minggu.

Karena nilai tukar rupiah yang rendah, maka banyak wisman memilih menghabiskan waktu di Indonesia. Selain itu, wisatawan nusantara yang merencanakan berlibur di luar negeri mengalihkan perjalannnya ke daerah wisata dalam negeri sehingga kunjungan wisnus meningkat.

"Kunjungan wisnus juga meningkat," kata dia.

Namun, ia enggan memperkirakan pertambahan wisman maupun wisnus akibat penurunan nilai tukar rupiah.

Sepanjang Ramadhan saja, kata dia, jumlah kunjungan wisman ke Indonesia meningkat lima persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Namun, Raseno tidak menyebutkan detil angka.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Kepri Guntur Sakti mengatakan melemahnya nilai rupiah merangsang minat wisman asal Negara Jiran ke Batam, karena harga paket wisata yang semakin murah yang dipengaruhi menguatnya nilai dolar.

Sebaliknya, kata Guntur, jumlah wisatawan asal Indonesia yang mengunjungi Singapura berkurang, karena semakin mahal.

"Devisa tidak lari ke Singapura, karena orang kita akan banyak tetap di Batam," kata dia.

Kepala Dinas Pariwisata Kota Batam Yusfa Hendri mengatakan 643.676 wisman mengunjungi Kota Batam pada semester pertama 2013, naik sekitar 4,3 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Menurut Yusfa, wisman yang datang ke Batam didominasi warga Singapura dan Malaysia yang disusul Filipina, Korea Selatan, India, China, Australia dan Amerika. (Antara)

Pewarta: Oleh Jannatun Naim

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013