PBB, New York (Antara/Xinhua-OANA) - Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, Ahad (1/9), mencela serangan mematikan di satu kamp kelompok oposisi Iran di Provinsi Diyala, Irak Timur, dan mendesak Pemerintah di Baghdad agar memulihkan keamanan.
"Sekretaris Jenderal mencela peristiwa tragis di Kamp Ashraf hari ini sehingga dilaporkan telah menewaskan 47 orang. Ia menyampaikan kesedihannya dan menyampaikan belasungkawanya yang paling dalam kepada keluarga korban," kata kantor juru bicara PBB di dalam pernyataan kepada media.
Ban menyerukan pemulihan keamanan secepatnya di Kamp tersebut sebab itu adalah tanggung jawab Pemerintah Irak untuk menjamin keamanan dan keselamatan warga, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Senin. Ia juga menyeru Pemerintah Irak agar segera menyelidiki peristiwa tersebut dan mengungkapkan temuannya.
Saat fajar Ahad, media Irak dengan mengutip satu sumber dari Kamp itu melaporkan Angkatan Darat Irak --yang didukung oleh Taktik dan Senjata Khusus-- menyerbu Kamp Ashraf, tempat tinggal anggota Organisasi Mujahidin Rakyat Iran (PMOI).
PMOI mengkonfirmasi serangan terhadap Kampnya itu dan belakangan menyebutkan jumlah korban jiwa sebanyak 52, termasuk beberapa tokoh utamanya. Organisasi itu menyatakan puluhan orang cedera, sedangkan yang lain ditangkap oleh tentara Irak.
PMOI mengungsi ke Irak pada 1986, sebagai oposisi terhadap Pemerintah Iran dan mendirikan Kamp Ashraf di dekat perbatasan Iran.
Setelah senjata petempur PMOI dilucuti sesudah serangan pimpinan AS ke Irak, Kamp itu tetap berada di bawah perlindungan polisi militer AS selama lima tahun, sebelum Pemerintah Irak mengambil-alih tanggung jawab keamanan.
Hubungan antara Negara Syiah Iran dan Pemerintah Irak, yang didominasi kaum Sunni, telah meningkat tajam sejak penggulingan rejim Saddam Hussein --yang didominasi kubu Sunni-- oleh serbuan pimpinan AS pada 2003.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013
"Sekretaris Jenderal mencela peristiwa tragis di Kamp Ashraf hari ini sehingga dilaporkan telah menewaskan 47 orang. Ia menyampaikan kesedihannya dan menyampaikan belasungkawanya yang paling dalam kepada keluarga korban," kata kantor juru bicara PBB di dalam pernyataan kepada media.
Ban menyerukan pemulihan keamanan secepatnya di Kamp tersebut sebab itu adalah tanggung jawab Pemerintah Irak untuk menjamin keamanan dan keselamatan warga, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Senin. Ia juga menyeru Pemerintah Irak agar segera menyelidiki peristiwa tersebut dan mengungkapkan temuannya.
Saat fajar Ahad, media Irak dengan mengutip satu sumber dari Kamp itu melaporkan Angkatan Darat Irak --yang didukung oleh Taktik dan Senjata Khusus-- menyerbu Kamp Ashraf, tempat tinggal anggota Organisasi Mujahidin Rakyat Iran (PMOI).
PMOI mengkonfirmasi serangan terhadap Kampnya itu dan belakangan menyebutkan jumlah korban jiwa sebanyak 52, termasuk beberapa tokoh utamanya. Organisasi itu menyatakan puluhan orang cedera, sedangkan yang lain ditangkap oleh tentara Irak.
PMOI mengungsi ke Irak pada 1986, sebagai oposisi terhadap Pemerintah Iran dan mendirikan Kamp Ashraf di dekat perbatasan Iran.
Setelah senjata petempur PMOI dilucuti sesudah serangan pimpinan AS ke Irak, Kamp itu tetap berada di bawah perlindungan polisi militer AS selama lima tahun, sebelum Pemerintah Irak mengambil-alih tanggung jawab keamanan.
Hubungan antara Negara Syiah Iran dan Pemerintah Irak, yang didominasi kaum Sunni, telah meningkat tajam sejak penggulingan rejim Saddam Hussein --yang didominasi kubu Sunni-- oleh serbuan pimpinan AS pada 2003.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013