Bengkulu (ANTARA Bengkulu) - Administratur Pelabuhan (Adpel) Bengkulu pada 2012 akan membangun dermaga khusus kapal patroli dan penahan gelombang karena beberapa bagian kawasan pelabuhan laut Bengkulu terkena abrasi.

"Pembangunan dermaga khusus kapal patroli dan penahan abrasi itu, akan menghabiskan dana Rp30 miliar," kata Kepala Administratur Pelabuhan (Adpel) Bengkulu Pieter HB Fina, Selasa.

Ia menjelaskan, pembangunan dermaga khusus kapal partroli itu dibangun di samping pelabuhan samudra Bengkulu, dengan anggaran sebesar Rp30 miliar dari pusat.

Sedangkan pembangunan penahan abrasi pantai itu dari usulan Rp60 miliar dan panjang bangunan satu kilometer, baru terealisasi Rp30 miliar dengan panjang pengerjaan sekitar 200 meter.

Sisanya akan dilanjutkan pada tahun anggaran berikutnya karena pada tahun 2012 baru diberikan dana Rp30 miliar dari Kementerian Perhubungan, untuk menyelesaikan pengerjaan sekitar 200 meter.

Ia mengatakan, hutan pengaman kolam pelabuhan laut Pulau Baai Bengkulu terancam putus akibat abrasi air laut, sedangkan penanggulangannya hingga kini belum terealisasi.

"Sedangkan kondisi saat ini tinggal 20 meter masuk air laut ke kolam pelabuhan dari sebelumnya mencapai 500 meter dari permukaan laut akibat terkikis abrasi.," ujarnya.

Awalnya jarak laut dengan kolam pelabuhan Pulau Baai Bengkulu sekitar satu kilometer, kondisinya terus berkurang tinggal 500 meter dan sekarang tinggal 20 meter dan tepat pada pangkalan bungkar BBM milik Pertamina setempat.

Bila hutan pembatas itu habis digerus abrasi, maka kolam pelabuhan akan masuk air laut secara bebas dan seluruh kawasan pelabuhan akan dangkal, bila kolam pelabuhan itu sudah dangkal maka Provinsi Bengkulu akan kehilangan pelabuhan laut cukup potensi karena keberadaan kolam itu terbentuk secara alami.

Pelabuhan di daerah lain biasanya membuat kolam sendiri dengan dana cukup besar, sedangkan di Bengkulu sudah tersedia kolam dibentuk secara alami dan tinggal memelihara saja.

Ia mengatakan, kikisan abrasi pada hutan pembatas kolam pelabuhan itu adalah dampak pendangkalan alur sebelumnya tinggal 3,5 meter, namun alur pelabuhan itu sudah dikeruk beberapa bulan lalu dengan kedalaman minus 10 meter air pasang terendah (LWS).

Sebelumnya kawasan hutan pembatas antara laut dan kolam pelabuhan jaraknya antara 500 hingga satu kilometer ditumbuhi pohon cemara laut dan pohon bakau.

Setelah alur itu dipenuhi gundukan pasir, maka kikisan air laut menghantam bagian kawasan hutan pembatas tersebut sehingga terjadi abrasi besar-besaran.

Untuk memulihkan kawasan hutan abrasi itu tahap pertama dilakukan penimbunan jutaan meter kubik pasir dan penanaman kembali pohon cemara dan pohon bakau.

Anggota Komisi I DPRD Provinsi Bengkulu M Sis Rahman menilai, penanganan kawasan pelabuhan pulau Baai itu sudah terlambat, sehingga akan menelan dana yang cukup besar.

Sebelumnya pemerintah Provinsi Bengkulu bertindak tegas dalam pengamanan kawasan pelabuhan tersebut karena satu-satunya pintu gerbang ekonomi Bengkulu hanya pelabuhan laut.(ANT/Z005)

Pewarta:

Editor : AWI-SEO&Digital Ads


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012