Medan (Antara Bengkulu) - Harga ekspor karet Indonesia jenis SIR 20 di bursa berjangka komoditi Singapura (SGX) dan Tokyo (TOCOM), Senin, 9 September siang, menembus  2,514 dolar AS per kilogram.

"Harga SIR 20 cenderung naik disebabkan naiknya harga minyak bumi, menguatnya nilai yen dan kemungkinan akibat dampak psikologis petani Thailand yang melakukan aksi mogok," kata Sekretaris Eksekutif Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut Edy Irwansyah di Medan, Senin.

Pada 2 September, harga karet masih  ditutup 2,496 dolar AS per kg dari sebelumnya juga masih 2,427 dolar AS.

Kenaikan harga menggembirakan karena diharapkan bisa menekan penurunan penerimaan devisa dari komoditas itu.

Semakin menggembirakan karena kenaikan harga ekspor itu juga mendorong naiknya harga bahan olah karet (bokar) di pabrikan dan harga getah di tingkat petani.

"Meski belum mencapai harapan dengan harga sebesar 3 dolar AS per kg, tetapi menguatnya terus harga ekspor itu menggembirakan apalagi nilai tukar dolar AS lagi menguat," katanya.

Petani karet Sumut, K Siregar, mengakui, harga getah di tingkat petani bergerak naik lagi  mencapai Rp7.500 - Rp8.500 per kg dari sebelumnya sempat tinggal Rp4.000 per kg.

Meski sudah naik menjadi sekitar Rp7ribuan  per kg, tetapi petani belum untung karena masih di bawah harga normal dan produksi kurang bagus dampak cuaca ekstrem. (Antara)

Pewarta: Oleh Evalisa Siregar

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013