Untuk harga karet kering di tingkat petani saat ini juga mencapai Rp10 ribu perkilogram yang sebelumnya hanya Rp3 sampai Rp5 ribu perkilogram.
"Akhir-akhir Oktober harga karet sudah naik, yang mana selama ini harganya antara Rp10 ribu sekarang sudah naik sekali. Harga mahal itu kita berdasarkan global yang menyesuaikan, sehingga daerah-daerah mengikuti," kata Sub Koordinator Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan Dinas TPHP Provinsi Bengkulu Yuhan Syahmeri di Kota Bengkulu, Kamis.
Ia menyebutkan bahwa naiknya harga karet disebabkan oleh faktor yang mempengaruhi industri karet di tingkat global.
Untuk itu, pihaknya mendorong agar seluruh petani karet yang ada di Provinsi Bengkulu agar dapat menjaga dan meningkatkan produktivitas kebun miliknya.
Hal tersebut dilakukan agar perekonomian masyarakat khususnya petani mengalami peningkatan sebab, diprediksi harga karet saat ini akan berlangsung lama.
Sebab, stabilisasi dan peningkatan harga karet dapat memberikan dampak positif bagi petani, sehingga meningkatkan kualitas hidup para petani.
Hal tersebut dilakukan, karena karet merupakan salah satu komoditas ekspor Bengkulu yang menyumbang sekitar 0,72 juta USD berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Agustus 2024.
"Kami berharap agar para petani dapat memproduksi getah karet dengan kualitas yang baik, bersih, dan kering. Dengan demikian, petani karet di Bengkulu bisa memanfaatkan potensi pasar yang lebih menguntungkan dan memperbaiki kondisi perekonomian mereka," ujarnya.