Sejumlah petani karet di Kabupaten Lebak, Banten kembali bergairah menggeluti usaha perkebunan karet, menyusul harga getah karet di tingkat pengepul melonjak hingga menembus Rp6.000 dari sebelumnya Rp3.000 per kilogram.
"Melonjaknya harga getah karet itu dipastikan dapat menggulirkan ekonomi masyarakat pedesaan," kata H Sukatma (58), seorang petani warga Desa Sindangwangi, Kecamatan Muncang, Kabupaten Lebak, Senin.
Petani karet di Kabupaten Lebak tentu merasa senang dengan melonjaknya harga getah karet di tingkat pengepul menjadi Rp6.000/kilogram.
Saat ini, petani kembali bergairah dan semangat untuk merawat perkebunan karet agar memiliki produktivitas tinggi.
Biasanya, produktivitas getah karet dari lahan seluas satu hektare bisa menghasilkan dua ton/bulan.
"Dengan harga Rp6.000/kilogram maka bisa menghasilkan Rp12 juta dan bisa meraup keuntungan bersih Rp6 juta setelah dipotong biaya buruh sadap dan angkut," katanya menjelaskan.
Begitu pula Suryana (60), warga Desa Sindangratu, Kecamatan Panggarangan, Kabupaten Lebak mengatakan sejak dua pekan terakhir ini di wilayahnya sejak pagi ramai petani mendatangi perkebunan karet setelah membaiknya harga getah karet di tingkat pengepul.
Sebagian besar warganya sebagai petani karet dan sempat tidak merawat perkebunan karet mereka dan dibiarkan juga penebangannya, karena harganya anjlok hingga Rp2.000/kg.
Karena itu, melonjaknya harga getah karet membuat mereka kembali bergairah dan bersemangat, sebab perkebunan karet menjadi andalan ekonomi masyarakat.
"Kami berharap sebelum Lebaran bisa menjual getah karet sebanyak dua ton dengan harga Rp6.000/kg, sehingga menghasilkan pendapatan Rp12 juta," katanya pula.
Sahari (58), petani karet di Kecamatan Sajira, Kabupaten Lebak mengatakan membaiknya harga getah karet di tingkat pengepul itu tentu dapat membangkitkan kembali perekonomian masyarakat.
Sebelumnya, perkebunan karet menjadi andalan pendapatan ekonomi petani saat harga Rp7.000 sampai Rp10.000/kg.
Perkebunan karet di wilayahnya itu kebanyakan peninggalan dari orang tua dan hingga kini masih banyak petani mempertahankan komoditas karet.
"Kami menyadap getah karet dari pohon dan diambil getah itu pada Minggu (9/3) pekan depan," katanya menjelaskan.
Cenglin (60), seorang pengepul karet mengatakan dirinya memasok karet ke pabrik di Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak dan nantinya dipasok ke Jakarta, Lampung, dan Bandung.
Bahkan, produk karet dari Lebak ditampung oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk dijadikan campuran aspal karet.
"Kami menampung getah karet itu tergantung kualitas dengan harga antara Rp6.000 sampai Rp7.000/kg," katanya pula.