Bengkulu, (Antara Bengkulu) - Ketua Harian Persatuan Sepak bola (PS) Bengkulu Ahmad Mazola menilai Hari Olah raga Nasional yang di peringati 9 September 2013 merupakan momentum serta peluang yang tepat untuk bangkitnya sepak bola Indonesia.
"Dengan momentum ini kita berharap sepak bola Indonesia bangkit dan berbicara di tingkat Asia maupun Dunia. Dan Khususnya kita berharap bangkitnya sepakbola Bengkulu," kata dia di Bengkulu, Selasa.
Menurut dia, rakyat Indonesia sudah lama merindukan prestasi olah raga di bidang sepak bola yang sampai saat ini masih belum memuaskan.
"Kita sudah lama merindukan prestasi sepak bola, namun untuk menggapai prestasi tersebut sebenarnya harus ada pembinaan usia dini yang lebih baik dan support dari berbagai pihak," kata dia.
Bangkitnya sepak bola nasional, kata dia, tidak lepas dari kebangkitan sepak bola dari berbagai daerah di tanah air.
"Ketika berbicara sepak bola nasional untuk mengukir perestasi, kita harus memperkuat sepak bola daerah, karena sepak bola daerah lah kunci dari pembinaan usia dini yang menopang penguatan sepak bola nasional. Anak-anak tidak akan tertarik untuk terjun ke olah raga sepak bola jika klub maupun tim sepak bola yang ada di daerah itu kurang geliatnya," katanya.
Sehingga, kata dia, penting untuk membenahi klub-klub sepak bola daerah sebagai dasar pembenahan sepak bola Indonesia.
"Jika klub-klub di daerah mempunyai manajemen yang baik, `support` dana yang bagus serta ikut kompetisi di kasta tertinggi, maka yakinlah sepak bola daerah akan menunjukkan geliatnya dan memberikan semangat kepada anak-anak untuk menekuni olah raga ini dengan serius, dengan itu kita harapkan bisa mendongkrak prestasi Indonesia ke depannya," kata Mazola.
Dengan momentum Haornas, kata dia, juga merupakan saat yang tepat untuk membenahi PS Bengkulu yang merupakan klub kebanggaan masyarakat Provinsi Bengkulu dan saat ini berada di Divisi Utama Liga Indonesia.
"Besar harapan kita momentum ini bisa membenahi PS Bengkulu, karena sudah tiga musim kita berada di Divisi Utama dan tidak naik ke kasta tertinggi Indonesia Super League (ISL)," kata dia.
Menurut dia, bertahannya PS Bengkulu di Divisi Utama disebabkan oleh krisis finansial yang sedang menimpa klub yang berjuluk Laskar Panglima Tobo Kito ini.
"Untuk ke ISL kita butuh dukungan finansial setidaknya 10 miliar, sedangkan sampai saat ini kita belum ada penyokong dana sampai sebesar itu," kata Mazola.
Dia berharap Pemeritah Provinsi Bengkulu beserta pemerintah daerah kabupaten dan kota tergerak untuk membangkitkan klub sepak bola milik rakyat Bengkulu itu.
"Untuk ke ISL, kita harus ada dukungan dana, tetapi tidak boleh dianggarkan dari APBD, karena setiap klub harus bebas dari APBD. Tapi kita harapkan pemerintah daerah memberikan solusi lain sebagai bentuk dukungan, misalnya dengan membebaskan lahan sawit dari warga dan dijadikan atas nama milik PS Bengkulu, dan itu akan menjadikan PS Bengkulu memiliki `passive income` untuk membiayai diri sendiri dan mandiri, dan Klub memiliki usaha lain untuk membebaskan diri dari jeratan finansial sudah diterapkan oleh klub di daerah lain, dan saya rasa dengan support seluruh kepala daerah tidak akan terlalu berat untuk merealisasikan itu," kata dia.
Dengan bangkitnya klub daerah, kata dia, juga akan membangkitkan sektor ekonomi Provinsi Bengkulu.
"Kalau kita bermain di kasta tertinggi, maka investor akan masuk, pelancong dari daerah lain akan mengunjungi Bengkulu untuk menyaksikan pertandingan PS Bengkulu, hal tersebut juga akan berimbas dengan meningkatnya tingkat hunian hotel," kata dia.
Sementara itu, pembinaan usia dini di Bengkulu juga akan menjadi lebih baik dengan membaiknya PS Bengkulu.
"Anak-anak itu mau melakukan sesuatu jika ada semangat, jika mereka melihat tim kebanggaannya bermain di kasta tetinggi, maka itu akan memberikan semangat kepada mereka untuk main bola dan sepak bola di Bengkulu akan menjadi hidup," kata Mazola.
Dia berharap pemerintah daerah lebih memperhatikan PS Bengkulu untuk dapat ke luar dari krisis finansial sehingga klub yang memiliki supporter dengan julukan Panglimania itu mampu menjadi salah satu klub sepak bola terbaik di Indonesia.
"Kalau kita tetap tidak mandapatkan dukungan dana, PS Bengkulu tidak akan mampu naik ke ISL dan besar kemungkinan bisa turun kasta ke Divisi Satu. Tidak gampang untuk ikut berkompetsi di ILS, daerah seperti Palembang saja harus membeli klub dari provinsi lain untuk dapat ikut ISL, sedangkan kita tinggal selangkah lagi ke kasta tertinggi. Kita harap pemerintah daerah maupun masyarakat yang peduli untuk bersama-sama memajukan klub sepak bola daerah kita ini," ujarnya.
*
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013
"Dengan momentum ini kita berharap sepak bola Indonesia bangkit dan berbicara di tingkat Asia maupun Dunia. Dan Khususnya kita berharap bangkitnya sepakbola Bengkulu," kata dia di Bengkulu, Selasa.
Menurut dia, rakyat Indonesia sudah lama merindukan prestasi olah raga di bidang sepak bola yang sampai saat ini masih belum memuaskan.
"Kita sudah lama merindukan prestasi sepak bola, namun untuk menggapai prestasi tersebut sebenarnya harus ada pembinaan usia dini yang lebih baik dan support dari berbagai pihak," kata dia.
Bangkitnya sepak bola nasional, kata dia, tidak lepas dari kebangkitan sepak bola dari berbagai daerah di tanah air.
"Ketika berbicara sepak bola nasional untuk mengukir perestasi, kita harus memperkuat sepak bola daerah, karena sepak bola daerah lah kunci dari pembinaan usia dini yang menopang penguatan sepak bola nasional. Anak-anak tidak akan tertarik untuk terjun ke olah raga sepak bola jika klub maupun tim sepak bola yang ada di daerah itu kurang geliatnya," katanya.
Sehingga, kata dia, penting untuk membenahi klub-klub sepak bola daerah sebagai dasar pembenahan sepak bola Indonesia.
"Jika klub-klub di daerah mempunyai manajemen yang baik, `support` dana yang bagus serta ikut kompetisi di kasta tertinggi, maka yakinlah sepak bola daerah akan menunjukkan geliatnya dan memberikan semangat kepada anak-anak untuk menekuni olah raga ini dengan serius, dengan itu kita harapkan bisa mendongkrak prestasi Indonesia ke depannya," kata Mazola.
Dengan momentum Haornas, kata dia, juga merupakan saat yang tepat untuk membenahi PS Bengkulu yang merupakan klub kebanggaan masyarakat Provinsi Bengkulu dan saat ini berada di Divisi Utama Liga Indonesia.
"Besar harapan kita momentum ini bisa membenahi PS Bengkulu, karena sudah tiga musim kita berada di Divisi Utama dan tidak naik ke kasta tertinggi Indonesia Super League (ISL)," kata dia.
Menurut dia, bertahannya PS Bengkulu di Divisi Utama disebabkan oleh krisis finansial yang sedang menimpa klub yang berjuluk Laskar Panglima Tobo Kito ini.
"Untuk ke ISL kita butuh dukungan finansial setidaknya 10 miliar, sedangkan sampai saat ini kita belum ada penyokong dana sampai sebesar itu," kata Mazola.
Dia berharap Pemeritah Provinsi Bengkulu beserta pemerintah daerah kabupaten dan kota tergerak untuk membangkitkan klub sepak bola milik rakyat Bengkulu itu.
"Untuk ke ISL, kita harus ada dukungan dana, tetapi tidak boleh dianggarkan dari APBD, karena setiap klub harus bebas dari APBD. Tapi kita harapkan pemerintah daerah memberikan solusi lain sebagai bentuk dukungan, misalnya dengan membebaskan lahan sawit dari warga dan dijadikan atas nama milik PS Bengkulu, dan itu akan menjadikan PS Bengkulu memiliki `passive income` untuk membiayai diri sendiri dan mandiri, dan Klub memiliki usaha lain untuk membebaskan diri dari jeratan finansial sudah diterapkan oleh klub di daerah lain, dan saya rasa dengan support seluruh kepala daerah tidak akan terlalu berat untuk merealisasikan itu," kata dia.
Dengan bangkitnya klub daerah, kata dia, juga akan membangkitkan sektor ekonomi Provinsi Bengkulu.
"Kalau kita bermain di kasta tertinggi, maka investor akan masuk, pelancong dari daerah lain akan mengunjungi Bengkulu untuk menyaksikan pertandingan PS Bengkulu, hal tersebut juga akan berimbas dengan meningkatnya tingkat hunian hotel," kata dia.
Sementara itu, pembinaan usia dini di Bengkulu juga akan menjadi lebih baik dengan membaiknya PS Bengkulu.
"Anak-anak itu mau melakukan sesuatu jika ada semangat, jika mereka melihat tim kebanggaannya bermain di kasta tetinggi, maka itu akan memberikan semangat kepada mereka untuk main bola dan sepak bola di Bengkulu akan menjadi hidup," kata Mazola.
Dia berharap pemerintah daerah lebih memperhatikan PS Bengkulu untuk dapat ke luar dari krisis finansial sehingga klub yang memiliki supporter dengan julukan Panglimania itu mampu menjadi salah satu klub sepak bola terbaik di Indonesia.
"Kalau kita tetap tidak mandapatkan dukungan dana, PS Bengkulu tidak akan mampu naik ke ISL dan besar kemungkinan bisa turun kasta ke Divisi Satu. Tidak gampang untuk ikut berkompetsi di ILS, daerah seperti Palembang saja harus membeli klub dari provinsi lain untuk dapat ikut ISL, sedangkan kita tinggal selangkah lagi ke kasta tertinggi. Kita harap pemerintah daerah maupun masyarakat yang peduli untuk bersama-sama memajukan klub sepak bola daerah kita ini," ujarnya.
*
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013