Pangkalpinang (Antara Bengkulu) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung meminta Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) untuk melakukan pengkajian ulang terhadap kondisi lingkungan setempat sebelum membangun PLTN di daerah itu.

"Wilayah di sepanjang pantai Kepulauan Bangka Belitung (Babel) sudah sangat rapuh karena aktivitas pertambangan timah selama satu abad lebih yang menyebabkan patahan-patahan yang dapat memicu bencana yang lebih besar," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Babel Syahrizal Tanjung di Pangkalpinang, Sabtu.

Selain itu, kata dia, kondisi itu diperparah dengan kawasan hutan mangrove/bakau yang makin sempit karena aktivitas pertambangan dan pembangunan di sekitar pantai.

"Seharusnya pemerintah daerah mempertegas kebijakan yang melindungi kawasan hutan mangrove di sepanjang pantai Babel karena kawasan itu berfungsi dalam mencegah bencana banjir rab, abrasi, gelombang tinggi, dan juga kemungkinan tsunami," kata Syahrizal.

Ia mengatakan bahwa Bapeten juga harus memperhatikan aktivitas anak Gunung Krakatau yang saat ini masih aktif dan terus erupsi.

"Kami berkoordinsi dengan BPBP Banten terus mengamati perkemabangan anak Gunung Krakatau karena letaknya yang tidak jauh dari Babel dan memiliki dampak langsung terhadap daerah ini," ujar Syahrizal.

Ia menjelaskan bahwa kondisi itu dapat memicu potensi bencana yang lebih besar sehingga mengganggu operasional dan keamanan kawasan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) jika pembangunan itu tetap dilanjutkan.

"Hal itu dapat membahayakan keselamatan jiwa masyarakat sekitar. Oleh karena itu, kami meminta kepada Bapeten untuk melakukan pengkajian ulang lebih mendalam terhadap potensi bencana di daerah ini," katanya.

Ia mengatakan bahwa wilayah Bangka Belitung memang tergolong aman dari bencana alam, seperti gempa bumi, tsunami, dan gunung merapi, tetapi kondisi lingkungan yang telah menjadi lokasi pertambangan selama ratusan tahun harus diperhatikan juga.

"Kami sangat setuju dan mendukung pembangunan PLTN di daerah ini sebagai solusi sumber energi baru. Namun, Bapeten dan Badan Teknologi Nuklir Nasional (Batan) harus memperhatikan segala aspek, khususnya keamanan dan keselamatan sebelum memulai pembangunan," kata Syahrizal. (Antara)

Pewarta: Oleh Ongku Sutan Harahap

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013