Bengkulu (ANTARA Bengkulu) - Pencurian besi bekas di kawasan pelabuhan luar Pulau Baai Bengkulu akhir-akhir ini marak, sehingga beberapa unit kapal terdampar di wilayah itu menjadi sasaran empuk para pencuri.

"Kami melihat langsung para pencuri bereaksi pada siang hari dan membawa peralatan mesin las mengambil besi pada dua unit kapal terdampar di Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu tersebut," kata seorang nelayan, Budi, Rabu.

Ia mengatakan, dua unit kapal itu terdampar akibat dibawa arus gelombang tinggi masing-masing membawa muatan semen dan minyak mentah kelapa sawit (CPO), muatannya sebagian besar tercebur ke laut dan sisanya diambil pemiliknya.

Kedua kapal itu terakhir terdampar sekitar tahun lalu dengan muatan minyak mentah kelapa sawit dan tersandar di muara alur masuk Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu.

Sedangkan satu unit lagi sudah terdampar beberapa tahun lalu persis di depan kompleks penjaja seks komersil (PSK) di kawasan Pelabuhan Pulau Baai setempat dan sekarang sudah tenggelam karena besinya sudah habis.

Para nelayan dan pemancing di sekitar itu juga mencurigai bahwa pelaku mengambil besi kapal itu bukan pemiliknya, tapi mencuri karena ada salah seorang warga memancing dekat kapal itu pernah diajak pencuri itu untuk mengambil besi kapal tersebut.

Sekarang kondisi badan kapal pengangkut minyak mentah kelapa sawit tersebut tinggal kerangka saja, sedangkan dinding dan seluruh bagian dalamnya sudah habis dipreteli pencuri, katanya.

Kepala Administrator Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu Fieter HB Fina ketika dikonfirmasikan mengatakan, tidak tahu kalau besi kapal terdampar itu sudah habis di curi orang tak bertanggung jawab.

"Sampai hari ini tidak ada laporan baik dari pemilik kapal maupun asuransi melaporkan tentang pencurian tersebut, mungkin sudah seizin pemilik kapal tersebut," ujarnya bingung.

Ia mengatakan, seluruh kapal terdampar di wilayah pelabuhan dan kawasan pantai Bengkulu akan dibersihkan, bila kondisinya masih utuh bisa dilelang karena akan mengganggu kelancaran arus transportasi nelayan dan kapal lainnya.

Kepala Dinas Perhubungan Kota Bengkulu Rufal Mitra mengatakan, mestinya setiap kapal terdampar atau dilelang di kawasan pelabuhan itu membayar retribusi ke Pemda Kota karena wilayah itu berada dalam Kota Bengkulu.

"Kami akan tanyakan pada yang bertanggung jawab di pelabuhan tersebut, dua unit kapal terdampar itu kok besinya sudah habis, kalau dijual siapa pembelinya dan pelaku mengambilnya," ujarnya.

Setiap kapal itu beratnya rata-rata di atas 1.000 ton, kalau dijual dengan harga Rp3.000 per kilogram, cukup banyak uangnya apalagi dua unit kapal terdampar hingga kini sudah tinggal kerangkanya saja, tuturnya.
(Z005/Y008)

Pewarta:

Editor : AWI-SEO&Digital Ads


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012