Bengkulu  (ANTARA Bengkulu) - Untuk memastikan sampel air warga tercemar limbah sebuah rumah sakit di jalan S Parman Kota Bengkulu dilakukan pengambilan dan pengujian sampel ulang yang melibatkan semua pihak terkait.

"Pengambilan dan pengujian sampel ulang air sumur milik Anas Kasad sudah dilakukan yang disaksikan semua pihak untuk memastikan ada tidaknya indikasi pencemaran dari rumah sakit Tiara Sella (TS) sehingga tidak terjadi polemik lagi dikemudian hari," kata Sekretaris Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Bengkulu Suimi Fales, Jumat.

Uji ulang dilakukan terkait keluhan warga yakni Anas Kasad yang bermukim di Jalan S Parman nomor 201 yang menyatakan adanya dugaan air sumur mereka telah tercemari limbah rumah sakit.

Dugaan tersebut diindikasikan dengan cepat basinya nasi yang telah mereka masak dan mata menjadi perih setelah mencuci muka dengan air sumur tersebut.

Pengambilan dan pengujian sampel ulang dilakukan di empat lokasi yakni dua sumur milik Anas kasad dengan kedalaman delapan dan 10 meter, satu sumur tetangga Anas sebagai pembanding dan satu di saluran pembuangan rumah Anas Kasad.     

Pengambilan dan pengujian ulang dilakukan oleh oleh tiga laboratorium yakni Badan Lingkungan Hidup Provinsi Bengkulu, Fakultas MIPA Kimia Universitas Bengkulu dan Laboratorium Kesehatan Provinsi Bengkulu yang disaksikan oleh keluarga Anas Kasad, anggota DPRD dan pihak dari BLH Kota Bengkulu.

Saat pengambilan sampel tersebut sempat terjadi keributan kecil antara Konsultan Rumah Sakit TS yakni Sri Rezeki dengan putra Anas Kasad yakni Afdian Anas karena adanya ikan yang mati di dalam sumur tersebut.

"Agar tidak ada fitnah, ikannya akan kami ambil untuk diuji juga penyebab kematiannya," katanya.

Sementara itu Kepala UPT Laboratorium BLH Provinsi bengkulu, Ria Suminar mengatakan tidak bisa memastikan apakah air tersebut telah tercemar atau tidak setelah melihat secara kasat mata.

"Kami tidak bisa memastikan ada tidaknya pencemaran karena perlu dilakukan uji dahulu apakah kualitasnya di bawah dengan baku mutu air atau tidak, namun ini sebenarnya lebih kompeten dilakukan oleh laboratorium kesehatan bukan lingkungan tetapi kami akan coba lihat hasilnya  nanti apakah hasil dari kesehatan dengan
lingkungan nanti bisa dipadukan," katanya.

Kepala Laboratorium Fakultas MIPA Kimia Unib, Devi Ratnawati mengatakan, sampel air yang diuji antara lain pH, suhu, conductivity dan sebagainya. Selanjutanya hasil pengujian yang mereka lakukan bisa diketahui setelah seminggu sejak sampel mulai diambil.

"Kami belum bisa memastikan kini namun untuk air standar netralnya 7, jika dibawah itu asam sehingga tidak layak dikonsumsi, jika kandungan oksigennya rendah maka ikan yang ada di air tersebut akan mati contohnya seperti tadi ada ikan mati disumur tersebut," katanya.

Ia mengatakan, air tersebut terindikasi tercemar limbah rumah sakit TS setelah melihat ciri-ciri seperti cepat basinya nasi yang dimasak dan perih dimata saat mencuci muka. (mhe)
    
    
    

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012