Washington (Antara/AFP) - Menteri Pertahanan Amerika Serikat Chuck Hagel dan Presiden Uganda Yoweri Museveni Jumat membahas perang melawan gerilyawan al-Shebab di Somalia menyusul serangan berdarah pemberontak di Kenya.

Dalam pembicaraan di Pentagon dengan Museveni, Hagel "memuji" upaya Uganda memaksa untuk memerangi pejuang al-Shebab di Somalia, kata juru bicaranya.

"Menteri Hagel berterima kasih kepada Presiden Museveni untuk kepemimpinan Uganda di kawasan tersebut dan komitmennya bagi Misi Uni Afrika di Somalia," sementara mencatat Kongres telah menyetujui 14 juta dolar AS dalam dukungan tambahan untuk usaha, kata sekretaris pers George Little dalam satu pernyataan.

Uganda meningkatkan keamanan di ibukotanya pekan ini setelah al- Shebab melakukan serangan mematikan akhir pekan lalu di sebuah mal di Nairobi yang menewaskan sedikitnya 67 orang.

Uganda, Kenya dan Burundi menyediakan sebagian besar dari 17.700 tentara untuk pasukan Uni Afrika di Somalia yang memerangi al-Shebab dan menahan potensi serangan lebih lanjut oleh para pemberontak.

Kepala kelompok Somalia mengatakan, pembantaian Nairobi akan diikuti oleh banyak serangan lainnya kecuali jika Kenya menarik pasukannya dari Somalia.

Al-Shebab menghajar Uganda pada tahun 2010, dengan serangan yang menewaskan sedikitnya 76 tahun.

Pada pertemuan Jumat, Hagel juga menyampaikan apresiasi kepada kampanye Uganda dalam menghadapi  Tentara Perlawanan Tuhan (LRA) dan pemimpinnya, Joseph Kony.

Sekitar 100 tentara AS dikerahkan di Afrika Tengah untuk menjadi penasihat Uganda dan angkatan bersenjata regional lainnya dalam upaya mereka untuk melawan LRA.

Hagel "menyambut kemajuan pasukan Uganda dan mitra lainnya dalam mencapai pengurangan ancaman yang ditimbulkan oleh LRA dan menyatakan harapannya bahwa misi akan berhasil melenyapkan ancaman LRA dengan masyarakat sipil dan stabilitas regional," kata Little.

Terkenal karena memutilasi korban dan menculik anak-anak untuk digunakan sebagai pejuang dan budak seks, LRA telah melancarkan pemberontakan melawan pemerintah Uganda selama lebih dari 25 tahun.

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013