Mukomuko (Antara Bengkulu) - Pejabat Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, menyatakan tidak membenarkan guru memotong dana bantuan untuk siswa miskin, meskipun dengan dalih biaya transportasi yang mengambilnya secara kolektif.

"Masa uang bantuan untuk siswa miskin (BSM) saja masih mau dipotong, kita tidak mentolerir itu walaupun untuk transportasi," kata Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Mukomuko, Suwarto ditanya teknis pengawasan dari dinas untuk antisipasi BSM dipotong, di Mukomuko, Senin.

Ia mengatakan, guru siap siap dapat teguran baik lisan maupun tertulis dari instansi itu jika ketahuan memotong dana BSM, karena dalam ketentuannya tidak ada yang aturan mengatur tentang memperbolehkan memotong dana untuk siswa itu.

Bahkan, kata dia, untuk mengantisipasi itu uang BSM dari pemerintah pusat itu langsung masuk ke rekening siswa, sehingga tidak ada celah bagi sekolah yang ingin memotong uang tersebut.

"Kalau pencairan, siswa yang bisa mengambil uang BSM itu, kecuali siswa tidak sanggup karena jarak jauh seperti siswa SD bisa diwakilkan kepada orang tua atau guru secara kolektif tetapi harus pakai surat kuasa," katanya.

Lebih lanjut, ia minta, orang yang telah diberi kuasa untuk mengambil BSM di Bank Bengkulu yang ada di daerah itu agar menyerahkan uang tersebut kepada yang berhak secara utuh.

Ia menerangkan, informasi dari Bank Bengkulu uang sebanyak 503 siswa SD dan SMPP di daerah itu sudah bisa dicairkan dari usulan SD sebanyak 4.200 orang dan SMP 2.500 orang.

Sedangkan, lanjutnya, uang yang diterima masing masing siswa SD sebesar Rp245.000 dan SMP Rp300.000.

"BSM untuk siswa SMA dan SMK sampai sekarang belum ada informasi pencairannya. Kalau ada langsung diinformasikan oleh Bank Bengkulu kepada kami," ujarnya lagi.(ant)

Pewarta:

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013