Pertamina Patra Niaga Fuel Terminal (FT) Manager Lahat , Heru Octavian, menerima laporan adanya insiden kebakaran dari Jr. Spv. MPS dan HSSE yang disebabkan pekerjaan pihak ke-3 saat perbaikan tanki timbun nomor 04. Pada saat bersamaan terjadi tetesan BBM Pertamax dari tanki timbun nomor 03. 

Akibatnya, timbul percikan api yang tidak dapat ditanggulangi dengan penggunaan Apar. Selanjutnya fuel terminal manager Lahat mendeklarasikan keadaan darurat level 0 dan mengaktifkan Puskodal, dan jabatan semua fungsi telah berubah. Fuel Terminal Manager menjadi Deputi ERC, Spv RSD menjadi Incident Commander, Jr Spv RS menjadi Support Commander dan Jr Spv MPS & HSSE menjadi On Scene Commander.
Selanjutnya Deputi ERC melaporkan kejadian tersebut ke ERC (EGM Regional Sumbagsel) dan EMT di Kantor Regional Sumbagsel.

Dengan sigap OSC melalui arahan dari IC dengan persetujuan Deputi ERC, mengerahkan 4 regu Fire Brigade menuju lokasi sumber api untuk melakukan pemadaman. Proses pemadaman terus berlangsung dengan mengerahkan  1 regu untuk memaksimalkan 1 unit Fire Foam Ground Monitor Portable serta 3 regu fire brigade lainnya melakukan proses penanggulangan lainnya yaitu fire fighting tangki 03 dan cooling tangki 4 dan 5, dengan terlebih dahulu memastikan water sprinkler untuk tangki 6,7 dan 8 telah diaktifkan. Ke-5 tangki tersebut berdekatan satu dengan lainnya,  serta tambahan bantuan dari Tim Bantuan Keadaan Darurat (TBKD) Damkar Kabupaten Lahat.

Dalam peristiwa tersebut, dilaporkan bahwa terdapat dua korban dalam kondisi tidak sadarkan diri, korban langsung ditangani Tim Medis OKD untuk kemudian dirujuk ke Klinik Rizky Azhari untuk penanganan lebih lanjut. 

Saat yang bersamaan terjadi aksi huru-hara dari perwakilan AMT yang menuntut kenaikan gaji. Tim security melakukan pengamanan dibantu Polres Lahat. Dua orang perwakilan AMT diterima untuk menemui Fuel Terminal Manager dan menyampaikan aspirasi. Aspirasi ditampung, dan perwakilan AMT kembali ke massa. Pemadaman tanki timbun 03 telah selesai, tidak ditemukan lagi titik panas dan korban jiwa. Massa unjuk rasa juga membubarkan diri. Operasional Fuel Terminal kembali berjalan normal.

Kegiatan tersebut terangkum dalam Simulasi Penanganan Keadaan Darurat Level 0 Kebakaran pada Tangki Nomor 03 dan Serta Aksi Huru-Hara (Unjuk Rasa) Tuntutan Kenaikan Upah dari AMT di Fuel Terminal Lahat.

Area Manager Communication, Relation & CSR Sumbagsel, Umar Ibnu Hasan, dalam keterangan resminya mengungkapkan bahwa Keadaan Darurat Level 0 adalah kondisi darurat yang bisa ditanggulangi oleh lokasi.

"Pelaksanaan Simulasi Keadaan Darurat merupakan kegiatan yang sangat penting guna meningkatkan kehandalan dan kesiapan sistem, sumber daya, dan fasilitas penanggulangan keadaan darurat yang ada dalam suatu lokasi ketika menghadapi kondisi yang sebenarnya", tambah Umar.

Pelaksanaan simulasi Penanggulangan Keadaan Darurat dimasa PPKM Covid-19 yang menekankan pada larangan untuk melakukan aktivitas keramaian dan menjaga jarak aman, Pertamina telah membuat mekanisme yang efektif untuk melaksanakan keadaan darurat namun tetap memenuhi protokol kesehatan Covid-19 yang ada. "Dan tentunya telah mendapatkan izin dari pihak terkait, yaitu dari Tim Satgas Pengendalian Covid Kabupaten Lahat," tutup Umar. (Adv)

Pewarta: Helti Marini S

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2021