Musirawas (Antara) - Ratusan warga di beberapa desa di Kecamatan Megang Sakti, Kabupaten Musirawas, Sumatera Selatan, mengeluhkan jalan poros wilayah itu rusak berat akibat dilintasi kendaraan proyek berkapasitas besar.

Awalnya jalan itu dengan kondisi hotmix dan satu-satunya jalan produksi masyarakat, namun akibat selama 24 jam dilintasi kendaraan proyek irigasi di wilayah itu, maka hancur dan berlumpur, kata salah seorang warga Desa Sukarame Awaludin dihubungi, Selasa.

Ia mengatakan, jalan poros yang melintasi puluhan desa di wilayah itu terdapat tujuh titik yang menjadi kubangan, selain menyulitkan angkutan produksi juga anak sekolah terganggu.

"Kami bersama perangkat desa beberapa kali menemui PT Brantas Adipraya supaya jalan itu diperbaiki, namun hingga saat ini tetap saja rusak berat," keluhnya.

warga setempat sangat terganggu dengan kondisi jalan tersebut karena merupakan akses vital untuk mengangkut hasil pertanian.

Selain itu, anak sekolah juga terpaksa melintasi jalan ini meskipun sering terjadi kecelakaan tunggal,karena tidak ada jalan alternatif lain menuju ibukota Kecataman Megang Sakti setempat, ujarnya.

Manager PT Brantas Adipraya (Persero) tidak berhasil dikonfirmasikan, tapi salah seorang petugas lapangan mengakui jalan itu menjadi pelintasan kendaraan proyek untuk mengangkut matrial batu koral.

"Pihak perusahaan akan memperbaiki jalan tersebut, namun saat ini mengejar penyelesaian fisik proyek pembanguan Bendungan Selangit yang akan berakhir 2013," katanya.

Salah seorang aktivis Musirawas Herman Sawiran mengharapkan, jalan poros itu cepat diperbaiki meskipun belum di hotmix, tapi lobang-lobang besar ditimbun lebih dulu supaya warga bisa lancar melewatinya.

Pelaksanaan proyek yang merupakan bagian dari program Bank Dunia sejak November 2009 lalu itu, dituangkan dalam bentuk surat kesanggupan untuk memperbaiki jalan tersebut.

Hanya saja, hingga sekarang beberapa ruas jalan yang mencapai puluhan kilometer sudah rusak, bahkan ada yang nyaris putus padahal sebelumnya ruas jalan itu sudah kontruksi hotmix dan berubah menjadi jalan tanah kembali.

"Kami prihatin akan kerusakan jalan produksi pertanian itu karena bisa mengganggu tingkat perekonomian masyarakat, sedangkan pemerintah kabupaten membangun jalan itu untuk mensejahtrakan masyarakat," ujarnya.

Kepala bagian Proyek Bendungan selangit Khairul tidak berhasil dikonfirmasikan, namun salah staf proyek dibawah tangguang jawab Balai Besar Wilayah Sungai sumatra (BWSS) VII Palembang itu menyebutkan, pembangunan bendungan Selangit itu bagian dari program Bank Dunia sejak 2009-2014.

Pembangunan bendungan Selangit yang menelan dana sebesar Rp256 miliar itu, akan mengairi areal sawah seluas 9.000 hektare tersebar di lima kecamatan antara lain Kecamatan Sumber Harta, Kecamatan Purwodadi dan Kecamatan Megang Sakti.

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013