Jakarta (Antara Bengkulu) - Asosiasi Mebel dan Kerajinan Indonesia (AMKRI) menyatakan bahwa ekspor furnitur dari Indonesia tengah mengincar pasar non-tradisional, terlebih ke Afrika Selatan mengingat negara tersebut memiliki potensi yang besar.

"Afrika Selatan sangat luar biasa, ada kerja sama dengan BUMN Indonesia untuk membuat rumah di sana, dan itu pasti akan membutuhkan furnitur, kita bisa masuk ke sana," kata Sekretaris Jenderal AMKRI Abdul Sobur, dalam jumpa pers di Jakarta, Sabtu.

Menurut Abdul, Indonesia harus masuk ke pasar Afrika Selatan melalui pameran-pameran yang diselenggarakan di kawasan tersebut, mengingat jika penetrasi dari China yang masuk terlebih dahulu maka Indonesia akan kehilangan peluang.

"Jika kita tidak segera mengikuti atau masuk ke Afrika Selatan, nantinya China dan negara-negara lain pesaing kita akan masuk lebih dahulu dan kita akan kehilangan peluang," ujarnya.

Abdul mengatakan, hingga saat ini potensi pasar Afrika Selatan masih belum tersentuh dengan baik, namun pihaknya meyakini dalam waktu tiga hingga lima tahun kedepan Indonesia akan mendorong untuk melakukan penetrasi agar mampu meningkatkan ekspor.

"Upaya dari pemerintah memang ada, namun masih kecil sekali, tugas Kementerian Perdagangan untuk kampanye, promosi, dan juga melakukan penetrasi ke pasar baru," katanya.

Namun, Abdul menjelaskan, pihaknya akan melakukan terobosan langsung untuk menembus pasar Afrika Selatan.

"Kita akan masuk dalam pameran-pameran yang ada, saat ini masih business to business, namun jika ada fasilitas dari pemerintah maka akan lebih baik lagi," ujar Abdul.

Sebelumnya, pada Jumat (18/10), Kementerian Perdagangan telah menandatangani nota kesepahaman antara Nucrete Company Building dari Afrika Selatan dengan PT Wijaya Karya dari Indonesia untuk pembangunan 2.000 unit "single house" senilai 31 juta dolar Amerika Serikat atau setara Rp352,2 miliar.

Wakil Menteri Perdagangan, Bayu Krisnamurthi mengatakan kerjasama proyek pembangunan rumah di Afrika Selatan ini akan melibatkan sekitar 2.000 tenaga kerja di Indonesia.

"Indonesia menjadi pilihan Afrika Selatan, dan tentunya selain jasa konstruksi juga ada peluang yang terbuka untuk transaksi barang-barang yang akan dipergunakan untuk mengisi rumah dan pembangunan itu," kata Bayu, di Jakarta.

Sementara itu, Duta Besar Indonesia untuk Afrika Selatan, Sjahril Sabruddin, menambahkan potensi perdagangan yang belum tergali di Afrika Selatan ialah sektor pertanian, peternakan, infrastruktur dan perikanan.

Untuk sektor pertanian, Afrika Selatan masih memiliki keadaan tanah yang cukup bagus. Kondisi ini dapat dimanfaatkan Indonesia dalam menanam tebu untuk memenuhi kebutuhan gula.

Ekspor furnitur Indonesia sendiri masih didominasi oleh bahan baku kayu, rotan, bambu dan lainnya yang ditujukan ke negara-negara seperti Amerika Serikat, Perancis, Jepang, Inggris dan Belanda. (Antara)

Pewarta: Vicki Febrianto

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013