Bengkulu,  (Antara) - Istitut Agama Islam Negeri (IAIN) Bengkulu, Provinsi Bengkulu menggelar Konferensi Internasional tentang "Islamic Studies and Contemporary Issues".
    
Kegiatan yang digelar selama tiga hari, yang dimulai tanggal 20 hingga 22 Oktober 2013 tersebut dibuka langsung oleh Gubernur Bengkulu Junaidi Hamsyah.
    
"Kita berharap kegiatan ini menjadi momentum untuk mengenalkan Islam secara kafah kepada dunia, tidak sepotong-sepotong seperti yang dipahami oleh masyarakat sekarang ini, sehingga Islam dikatakan teroris sedangakan Islam itu sendiri adalah agama dan peradaban yang cinta damai dan indah," kata Gubernur Bengkulu membuka kegiatan Konferensi Internsional itu, di Bengkulu.
    
Dia mengatakan, dalam kegiatan tersebut IAIN Bengkulu sebagai penyelenggara memiliki potensi yang besar baik dari infrastruktur maupun suprastruktur dalam melahirkan inteltektual Islam.
    
"Dengan penelitian pemahaman keislaman, menggali kembali nilai-nlai Islam, memahami sejarah dan kebudayaan Islam yang sebenarnya, kita bisa membangun peradaban yang lebih baik, dan untuk mewujudkannya tidak cukup hanya berbicara diatas kertas tetapi harus ada penerapan dan aplikasi seperti 'International Conference on Islamic Studies and Contemporary' ini," kata dia.
    
Rektor IAIN Bengkulu Prof. Dr. H. Sirajudin M, M.Ag, MH mengatakan bahwa penyelenggaraan konferensi internasional itu merupakan salah satu bentuk kesiapan IAIN Bengkulu menjadi penyelenggara peendidikan studi Islam yang berkulitas.
    
"Peningkatan kutalitas tidak hanya kita lakukan secara internal namun juga eksternal sepeti bekerjasama dengan universitas luar negeri, seperti kegiatan ini dengan mendatangkan berbagai akademisi dari negara-negara lain," kata dia.
    
Kegiatan tersebut juga menjawab tentang permasalahan pluralitas masyarakat Indonesia dalam membangun kehidupan bermasyarakat dan berbangsa yang majemuk.
    
"Hasil penelitian Puslitbang Keagamaan Balitbang dan Dikalat Kemenag RI melaporkan bahwa program pembinaan dan pemeliharan kehidupan umat beragama menjadi syarat bagi terwujudnya penyelenggaraan pembangunan kehidupan berbangsa dan bernegara," kata dia.
    
Sehingga paradigma pendidikan yang mengintegrasi antara nilai-nilai keagamaan dengan kemanusiaan perlu dikembangkan sehingga dapat menjawab persoalan kehidupan masyarakat yang kompleks baik bersifat rasional empiris meupun religius.
    
Dia mengatakan IAIN Bengkulu mendatangkan pembicara dari Brunei Darussalam, India, Malaysia, Australia serta guru besar Universitas Islam di Indonesia.
    
Lebih lanjut, dia mengatakan, pihaknya mengundang tujuh narasumber yakni, akademisi Universitas Sains Malaysia Dr. H. Abdul Halim Bin H. Ismail Ibnu Syaid Dinaa Albar, Guru besar Jawahrlal Nehru University India Prof. Dr. Aslan Islahi, Guru besar Kolej University Insaniah Kedah Malaysia Prof. Dr. Azharuddin Sahil, Akademisi University of Wollongong Australia Dr. Nadirsyah Hosen LLM, Guru besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Prof. Dr. Mulyadi Kartanegara MA, Guru besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Prof Abdul Mujib MPsi, serta Guru besar IAIN Bengkulu Prof. Dr H Rohimin MAg.
    
"Kita juga mengundang langsung Duta Besar Indonesia untuk India, Drs. Rizali Wilmar Indrakesuma," kata dia.
    
Tujuan lain kegiatan konferensi internasional yang menghadirkan guru besar dari berbagai universitas tersbut menurut dia, juga dapat menjadi sebuah fondasi untuk membangun Program Studi Psikologi Islam di IAIN Bengkulu.
    
"KIta berencana membuka hubungan kerjasama, selanjutnya memulai dari kegiatan ini akan kita gali kemungkinan itu, kita akan membuat draft akademiknya dan menterjemahkan beberapa buku-buku yang berkaitan dengan psikologi islam. Dengan dibentuknya nanti, kita akan menjawab tantangan yang pernah ada di Kementerian Agama RI, tentang kesiapan IAIN Bengkulu dalam membentuk prodi ini," kata rektor.
    
Sementara itu, Duta Besar RI untuk India Drs. Rizali Wilmar Indrakesuma mengatakan dengan kegiatan tersebut Indonesia melalui IAIN Bengkulu dapat menjalin hubungan bilateral yagn baik dengan India di sektor pendidikan.
    
"Sosial budaya merupakan salah satu sektor penting selain kerja sama selain ekonomi," kata dia.
    
Dia mengatakan IAIN Bengkulu sangat tepat melakukan kolaborasi dibidang pendidikan dengan India karena negara itu telah memiliki perangkat pendidikan berstandar tinggi.
    
"Memang mayoritas penduduk India beragama hindu, namun penduduk beragama Islam di sana mencapai 14 persen dari populasi penduduk dengan angka 1,2 miliar jiwa," kata dia.
    
Lebih lanjut, penduduk muslim India merupakan penduduk terbesar ke dua di dunia setelah indonesia dengan jumlah mencapai 200 juta jiwa.
    
"Jadi India juga merupakan pusat studi Islam, dan kegiatan ini mungkin akan menjadi pelopor kerjasama India dan Indonesia dibidang pendidikan," katanya.
    
Sementara itu, Kabag Humas IAIN Bengkulu Matsuri mengatakan bahwa peserta Konferensi Internasional tentang "Islamic Studies and Contemporary Issues" tersebut dihadiri oleh perwakilan Perguruan Tinggi Agama Islam se Indonesia baik IAIN maupun Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN).
    
"Bahkan pesertanya juga ada yang berasal dari Thailand, Malaysia dan Brunei," kata dia (iain/blw/adv)

Pewarta: Oleh Boyke LW

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013