Bengkulu (Antara Bengkulu) - Provinsi Bengkulu berencana mengajukan tiga nominasi kebudayaan daerah setempat, yakni tradisi tabot, kulit kayu lantung, dan huruf "Ka-Ga-Nga", untuk menjadi warisan budaya dunia.

"Tiga nominasi yang sudah terdeteksi berupa warisan budaya tak benda (WBTB) itu akan diajukan melalui Balai Pelestarian Nilai Budaya Padang (BPNBP) ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI," kata Kepala Bidang Pengembangan Produk dan Pelayanan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Bengkulu Suparhim di Bengkulu, Rabu.

Selain mengajukan tiga nominasi tersebut, pihaknya juga akan mencoba menggali lagi kebudayaan Bengkulu seperti Batik Besurek, kemudian mengumpulkan seluruh perwakilan Diknasbud Kabupaten dan Kota se-Provinsi Bengkulu untuk melihat kemungkinan nilai budaya lain yang berpotensi menjadi warisan budaya dunia.

Kebudayaan Bengkulu diajukan, menurut dia, bertujuan untuk melestarikan nilai-nilai agar tidak punah dan memberikan informasi kepada seluruh masyarakat daerah itu tentang budaya sendiri, terutama kepada generasi muda.

Kasubag TU BPNBP Kemendikbud RI Jumhari mengatakan bahwa tiga nominasi budaya Bengkulu yang akan diusulkan tersebut berpotensi menjadi warisan budaya dunia.

Beberapa syarat agar bisa menjadi warisan budaya dunia menurut UNESCO, yakni sebuah warisan budaya daerah itu, masih dipakai dan digunakan masyarakat setempat, serta menjadi inspirasi.

"Kami telah melakukan penelitian dari tahun sebelumnya," kata dia.

Sementara itu, akademisi Universitas Bengkulu Sarwit Sarwono, M.Hum. mengatakan bahwa salah satu unsur budaya Bengkulu berupa huruf "Ka-Ga-Nga" disebut juga sebagai Aksara Tradisi Tulis Ulu.

"Aksara Ulu merupakan turunan atau perkembangan aksara Indonesian Pallava, atau Pasca Pallava yang digunakan oleh masyarakat bengkulu zaman dahulu," kata dia.

Dia mengatakan tercatat lebih dari 300 manuskrip Ulu dari berbagai kelompok etnik di Bengkulu yang tersimpan di berbagai perpustakaan dan museum di dalam dan luar negeri.

"Kandungan atau isi manuskrip Ulu mencakup berbagai gegasan atau pengetahuan budaya yang hidup pada kelompok etnik masyarakat Bengkulu sesuai dengan perkembangan sejarah kebudayaannya," kata dia.

Menurut dia, aksara Ulu atau "Ka-Ga-Nga" harus dilestarikan menjadi warisan budaya dunia dan menjadi salah satu kunci pokok untuk mengetahui dan menggali sejarah Bengkulu itu sendiri.(ant)

Pewarta: Oleh Boyke L.W.

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013