Aparatur Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Bengkulu menyebutkan fenomena Dipole Mode Index (DMI) menyebabkan curah hujan di Provinsi Bengkulu meningkat dalam beberapa hari terakhir.

Kasi Data dan Informasi Badan Meteorologi,  Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Anang Anwar menjelaskan, DMI merupakan perbandingan suhu muka laut Samudera Hindia barat dengan suhu muka laut Samudera Hindia Timur Afrika dengan nilai -0.5 low pressure atau daerah tekanan rendah, yang akan membelokkan arah angin hingga membuat kecepatan angin jadi lambat.

"Pada saat ini di Samudera Hindia, suhu permukaan lautnya itu panas atau biasa disebut Sea Surface Temperatures (SST). Dengan panasnya permukaan laut itu menyebabkan curah hujan di Bengkulu cukup tinggi," kata Anang, di Bengkulu, Senin.

Ia mengatakan dengan dukungan angin Munson Asia, otomatis curah hujan di Bengkulu akan semakin besar.

Anang melanjutkan peluang terjadinya awan hujan juga cukup besar karena ada belokan awan dan arah angin sehingga terbentuk semacam tekanan siklonik. 

"Siklonik merupakan daerah perputaran angin dan akan memperlambat kecepatan angin itu sendiri, sehingga berakibat daerah disekitarnya akan terbentuk awan hujan. Dan potensi hujan di Provinsi Bengkulu, dari Kabupaten Mukomuko hingga Kabupaten Kaur saat ini intensitasnya sedang hingga lebat," ujar Anang.

Ia menambahkan bahwa peningkatan curah hujan di Bengkulu berada diatas normal atau 115 persen. Dari normalnya itu adalah 85 persen sampai  115 persen.

"Karena memang sudah memasuki musim penghujan dan puncaknya sampai pada bulan November mendatang," katanya.

Kemudian ia menambahkan untuk kriteria gelombang laut saat ini adalah sedang-tinggi atau 2,5 meter - 4 meter.

"Ini berbahaya bagi nelayan, maka harus waspada jika ingin pergi melaut. Tetapi untuk kapal penumpang, tidak masalah," ujarnya.

Pewarta: Chairil Ansyorie

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2021