Pengamat Meteorologi dan Geofisika Muda BMKG Kepahiang Sabar Ardiansyah di Kota Bengkulu, Sabtu, menjelaskan provins itu sejak dahulu hingga saat ini wilayah aktif gempa dan tsunami karena dilalui zona subduksi megathrust, baik di darat maupun lautan, karena terdapat patahan atau sesar.
"Untuk itu masyarakat tidak panik namun harus mengenali wilayah jika terjadi tsunami atau gempa kuat ke mana tempat pengungsian terdekat. Dengan mengetahui hal tersebut rasanya sudah cukup agar ketika sudah berada di titik aman maka dapat mencari informasi lainnya," kata dia.
Ia menerangkan bahwa secara ilmiah potensi gempa di wilayah Bengkulu mencapai magnitudo 8,5 yang berpotensi terjadi di Pulau Enggano, Kabupaten Bengkulu Utara dan magnitudo 8,9 di Kepulauan Mentawai, Provinsi Sumatera Barat dengan potensi tsunami mencapai 10 meter.
Untuk itu, katanya, secara teori dengan sering gempa di Provinsi Bengkulu bermagnitudo rendah, seperti di bawah magnitudo 5 dapat mengurangi energi potensi gempa dengan kekuatan besar tersebut.
"Hanya saja kapan waktunya itu yang belum bisa ketahui. Kalau jumlah energi besarannya itu bisa dihitung secara ilmiah," ujar dia.
Oleh karena itu, katanya, BMKG Bengkulu bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) terus melakukan sosialisasi terhadap masyarakat untuk waspada terhadap bencana alam, salah satunya gempa dengan kekuatan besar.
Masyarakat juga diberikan pemahaman terkait dengan mitigasi gempa bumi, selalu mempersiapkan diri untuk melakukan evakuasi apabila sewaktu-waktu merasakan gempa, dan tidak terpancing dengan informasi atau isu-isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Sejak Januari hingga pertengahan Juli 2024, di Provinsi Bengkulu terjadi gempa bumi 255 kali dengan magnitudo paling tinggi pada 5 Juni 2024 dengan magnitudo 5,7 di Kabupaten Mukomuko dan terkecil magnitudo 1,9.
Pada 2024, BPBD Kota Bengkulu memasang 300 rambu evakuasi bencana di seluruh kelurahan guna mengantisipasi dampak bencana hidrometeorologi.
Penambahan rambu-rambu baru tersebut dapat mengantisipasi terjadinya dampak bencana di Kota Bengkulu, khususnya kelurahan yang rawan bencana, seperti tsunami, gempa bumi, banjir, dan longsor.