Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) Curup Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, saat ini tengah menangani penyebaran virus jembrana yang menyerang ternak sapi bali di daerah itu.
Kepala Puskeswan Curup drh Firi Asdianto di Rejang Lebong, Jumat, mengatakan penyebaran virus jembrana di sejumlah kecamatan di wilayah terhitung sejak Juli hingga September 2021 lalu telah menyerang 22 ekor sapi milik warga, di mana dari jumlah itu 9 ekor mati dan 13 ekor bisa diselamatkan.
"Alhamdulillah, sapi bali yang dipelihara warga di sini tidak ada yang dilepas, semuanya dipelihara dalam kandang sehingga penyebarannya tidak meluas. Saat ini kita tengah melakukan penanganan khusus serta pemberian vaksin jembrana," kata dia.
Dia menjelaskan, kasus serangan virus jembrana ini tersebar dalam empat kecamatan diantaranya 11 kasus di Kecamatan Curup Timur, kemudian empat kasus di Kecamatan Selupu Rejang, empat kasus di Kecamatan Curup Tengah dan tiga kasus lainnya menyerang ternak sapi milik warga Kecamatan Curup Selatan.
Untuk mengantisipasi penyebaran virus jembrana di Kabupaten Rejang Lebong, kata dia, baru-baru ini pihaknya menerima bantuan 2.000 dosis vaksin jembrana yang berasal dari Kementerian Pertanian yang disalurkan melalui Pemprov Bengkulu.
Bantuan vaksin jembrana itu sendiri merupakan yang pertama diterima Kabupaten Rejang Lebong pada tahun ini sejak adanya pandemi COVID-19, kendati jumlahnya tidak bisa memenuhi seluruh populasi sapi bali yang ada di daerah itu yang mencapai 4.000 ekor, namun sangat mereka syukuri sehingga bisa membantu peternak.
"Vaksin jembrana sebanyak 2.000 dosis ini bisa digunakan untuk vaksinasi terhadap 1.000 ekor sapi bali, setiap ekor diberikan dua kali suntikan. Saat ini vaksinasi jembrana mulai kami laksanakan secara bertahap, tidak bisa dilakukan secara massal karena kami tidak memiliki biaya operasional," ujarnya.
Dia mengimbau kalangan peternak sapi di Rejang Lebong agar tidak melepas ternaknya, kemudian rajin melakukan pembersihan kandang dan rajin melakukan pengasapan dengan menyalakan api di dekat kandang sehingga vektor lalat penghisap darah yang menyebarkan virusnya tidak bisa berkembangbiak.*
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2021
Kepala Puskeswan Curup drh Firi Asdianto di Rejang Lebong, Jumat, mengatakan penyebaran virus jembrana di sejumlah kecamatan di wilayah terhitung sejak Juli hingga September 2021 lalu telah menyerang 22 ekor sapi milik warga, di mana dari jumlah itu 9 ekor mati dan 13 ekor bisa diselamatkan.
"Alhamdulillah, sapi bali yang dipelihara warga di sini tidak ada yang dilepas, semuanya dipelihara dalam kandang sehingga penyebarannya tidak meluas. Saat ini kita tengah melakukan penanganan khusus serta pemberian vaksin jembrana," kata dia.
Dia menjelaskan, kasus serangan virus jembrana ini tersebar dalam empat kecamatan diantaranya 11 kasus di Kecamatan Curup Timur, kemudian empat kasus di Kecamatan Selupu Rejang, empat kasus di Kecamatan Curup Tengah dan tiga kasus lainnya menyerang ternak sapi milik warga Kecamatan Curup Selatan.
Untuk mengantisipasi penyebaran virus jembrana di Kabupaten Rejang Lebong, kata dia, baru-baru ini pihaknya menerima bantuan 2.000 dosis vaksin jembrana yang berasal dari Kementerian Pertanian yang disalurkan melalui Pemprov Bengkulu.
Bantuan vaksin jembrana itu sendiri merupakan yang pertama diterima Kabupaten Rejang Lebong pada tahun ini sejak adanya pandemi COVID-19, kendati jumlahnya tidak bisa memenuhi seluruh populasi sapi bali yang ada di daerah itu yang mencapai 4.000 ekor, namun sangat mereka syukuri sehingga bisa membantu peternak.
"Vaksin jembrana sebanyak 2.000 dosis ini bisa digunakan untuk vaksinasi terhadap 1.000 ekor sapi bali, setiap ekor diberikan dua kali suntikan. Saat ini vaksinasi jembrana mulai kami laksanakan secara bertahap, tidak bisa dilakukan secara massal karena kami tidak memiliki biaya operasional," ujarnya.
Dia mengimbau kalangan peternak sapi di Rejang Lebong agar tidak melepas ternaknya, kemudian rajin melakukan pembersihan kandang dan rajin melakukan pengasapan dengan menyalakan api di dekat kandang sehingga vektor lalat penghisap darah yang menyebarkan virusnya tidak bisa berkembangbiak.*
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2021