Sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang diinisiasi PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) menyalurkan dana sebesar Rp15,7 miliar untuk membantu petani dan pemilik komoditas dengan jaminan resi gudang.
"Ini merupakan salah satu bentuk tanggung jawab sosial dan lingkungan dari sejumlah BUMN. Kami berharap langkah ini membawa manfaat positif bagi para petani dan pemilik komoditas," kata Direktur Utama PT KBI (Persero) Fajar Wibhiyadi melalui rilis yang diterima Antara di Pangkalpinang, Selasa.
Menurut dia, program tersebut sejalan dengan program tanggung jawab sosial dan lingkungan dalam bentuk kemitraan berbasis resi gudang yang diinisiasi PT KBI (Persero) dan beberapa BUMN lain.
Sejak tahun 2015 hingga 2021, total pembiayaan dari beberapa BUMN melalui program kemitraan ini mencapai Rp 15,7 miliar yang diberikan kepada 220 mitra, sedangkan tahun 2021, sampai dengan bulan November pembiayaan mencapai Rp3,5 miliar kepada 65 mitra.
Adapun komoditas yang masuk dalam program ini meliputi gabah, beras, dan rumput laut.
Menurut Fajar, program tersebut merupakan bentuk sinergisitas sejumlah BUMN untuk pengembangan ekonomi masyarakat, khususnya kepada para petani dan pemilik komoditas.
Secara teknis pelaksanaan program tersebut, para petani dan pemilik komoditas yang memasukkan komoditasnya di sistem resi gudang dapat memperoleh pembiayaan untuk kegiatan usahanya.
Program pembiayaan untuk petani dan pemilik komoditas dengan berbasis resi gudang ini mulai dijalankan sejak 2015 dan sampai saat ini beberapa BUMN telah mengikuti program itu, antara lain PT Pembangunan Perumahan (Persero), PT Jakarta Industrian Estate Pulogadung (Persero), PT Reasuransi Indonesia Utama, PT Kawasan Berikat Nusantara (Persero), PT Jaminan Kredit Indonesia, Perum Perumnas, dan PT Asuransi Jasa Indonesia.
Adapun mekanisme program ini adalah petani dan pemilik komoditas terlebih dahulu memasukkan komoditas yang dimiliki ke sistem resi gudang, selanjutnya dokumen resi gudang yang dimiliki menjadi jaminan untuk pembiayaan dari beberapa BUMN terlibat dalam program ini.
Pembiayaan dalam ekosistem resi gudang terbuka, baik dari sektor perbankan, lembaga keuangan nonbank, maupun korporasi lain termasuk BUMN melalui program tanggung jawab sosial dan lingkungan. Ke depan, kami sebagai pusat registrasi resi gudang akan terus melakukan sosialisasi ke berbagai pihak agar dapat berperan dalam pembiayaan resi gudang.
"Dengan pola seperti itu, saat ini beberapa BUMN telah menyampaikan minatnya untuk turut serta dalam program pembiayaan resi gudang ini," katanya.
Terkait pembiayaan resi gudang, dalam dua tahun terakhir terdapat peningkatan yang signifikan. Dalam catatan KBI, sampai dengan bulan Oktober 2021 total pembiayaan resi gudang mencapai Rp227,8 miliar, sedangkan tahun 2020 mencapai Rp93,6 miliar.
"Sebagai pusat registrasi resi gudang, KBI tentunya memiliki peran untuk meningkatkan pemanfaatan resi gudang, sedangkan dari sisi petani dan pemilik komoditas, akan mendapatkan manfaat dalam pembiayaan kelangsungan usaha," demikian Fajar Wibhiyadi.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2021
"Ini merupakan salah satu bentuk tanggung jawab sosial dan lingkungan dari sejumlah BUMN. Kami berharap langkah ini membawa manfaat positif bagi para petani dan pemilik komoditas," kata Direktur Utama PT KBI (Persero) Fajar Wibhiyadi melalui rilis yang diterima Antara di Pangkalpinang, Selasa.
Menurut dia, program tersebut sejalan dengan program tanggung jawab sosial dan lingkungan dalam bentuk kemitraan berbasis resi gudang yang diinisiasi PT KBI (Persero) dan beberapa BUMN lain.
Sejak tahun 2015 hingga 2021, total pembiayaan dari beberapa BUMN melalui program kemitraan ini mencapai Rp 15,7 miliar yang diberikan kepada 220 mitra, sedangkan tahun 2021, sampai dengan bulan November pembiayaan mencapai Rp3,5 miliar kepada 65 mitra.
Adapun komoditas yang masuk dalam program ini meliputi gabah, beras, dan rumput laut.
Menurut Fajar, program tersebut merupakan bentuk sinergisitas sejumlah BUMN untuk pengembangan ekonomi masyarakat, khususnya kepada para petani dan pemilik komoditas.
Secara teknis pelaksanaan program tersebut, para petani dan pemilik komoditas yang memasukkan komoditasnya di sistem resi gudang dapat memperoleh pembiayaan untuk kegiatan usahanya.
Program pembiayaan untuk petani dan pemilik komoditas dengan berbasis resi gudang ini mulai dijalankan sejak 2015 dan sampai saat ini beberapa BUMN telah mengikuti program itu, antara lain PT Pembangunan Perumahan (Persero), PT Jakarta Industrian Estate Pulogadung (Persero), PT Reasuransi Indonesia Utama, PT Kawasan Berikat Nusantara (Persero), PT Jaminan Kredit Indonesia, Perum Perumnas, dan PT Asuransi Jasa Indonesia.
Adapun mekanisme program ini adalah petani dan pemilik komoditas terlebih dahulu memasukkan komoditas yang dimiliki ke sistem resi gudang, selanjutnya dokumen resi gudang yang dimiliki menjadi jaminan untuk pembiayaan dari beberapa BUMN terlibat dalam program ini.
Pembiayaan dalam ekosistem resi gudang terbuka, baik dari sektor perbankan, lembaga keuangan nonbank, maupun korporasi lain termasuk BUMN melalui program tanggung jawab sosial dan lingkungan. Ke depan, kami sebagai pusat registrasi resi gudang akan terus melakukan sosialisasi ke berbagai pihak agar dapat berperan dalam pembiayaan resi gudang.
"Dengan pola seperti itu, saat ini beberapa BUMN telah menyampaikan minatnya untuk turut serta dalam program pembiayaan resi gudang ini," katanya.
Terkait pembiayaan resi gudang, dalam dua tahun terakhir terdapat peningkatan yang signifikan. Dalam catatan KBI, sampai dengan bulan Oktober 2021 total pembiayaan resi gudang mencapai Rp227,8 miliar, sedangkan tahun 2020 mencapai Rp93,6 miliar.
"Sebagai pusat registrasi resi gudang, KBI tentunya memiliki peran untuk meningkatkan pemanfaatan resi gudang, sedangkan dari sisi petani dan pemilik komoditas, akan mendapatkan manfaat dalam pembiayaan kelangsungan usaha," demikian Fajar Wibhiyadi.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2021