Rejang Lebong, Bengkulu (ANTARA) - Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) Wilayah III Bengkulu-Sumatera Selatan menerapkan pola kemitraan usaha dengan masyarakat sekitar kawasan guna menjaga kelestarian hutan.
Kepala Bidang Pengelolaan Taman Nasional Wilayah III TNKS Bengkulu-Sumsel M Mahfud saat dihubungi di Rejang Lebong, Bengkulu, Minggu, mengatakan TNKS wilayah III memiliki luasan mencapai 591.188 hektare yang tersebar di sejumlah kabupaten di kedua provinsi.
"TNKS Wilayah III Bengkulu-Sumsel telah menjalin kemitraan usaha dengan masyarakat yang bermukim di sekitar kawasan TNKS. Kemitraan ini untuk membantu perekonomian masyarakat sekitar kawasan dan menjaga kelestarian kawasan TNKS," kata dia.
Dia menjelaskan, pola kemitraan TNKS dengan masyarakat sekitar kawasan ini dilakukan dengan memberikan bantuan permodalan usaha kepada kelompok masyarakat yang bergerak di bidang peternakan, pariwisata, UMKM, serta bantuan berupa bibit buah-buahan dan lainnya.
Dengan adanya bantuan kemitraan ini, kata dia, diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat di sekitar kawasan TNKS sehingga nantinya mereka tidak lagi masuk ke dalam kawasan untuk melakukan kegiatan-kegiatan ilegal dengan dalih untuk memenuhi kebutuhan ekonomi.
Sementara untuk bantuan kemitraan usaha yang disalurkan TNKS wilayah III Bengkulu-Sumsel pada tahun ini baru disalurkan kepada Kelompok Perempuan Peduli Lingkungan (KPPL) Maju Bersama di Desa Pal VIII, Kecamatan Bermani Ulu Raya, Kabupaten Rejang Lebong. Sedangkan untuk daerah lainnya juga akan diberikan dalam waktu dekat.
Menurut dia, bantuan yang diberikan berasal dari Dirjen KSDAE Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) berupa alat penunjang pengembangan usaha KPPL Maju Bersama berupa mesin penggiling tepung, alat pengemasan produk (packing) hingga tempat pemasaran produk atau etalase.
Bantuan yang diberikan kepada KPPL Maju Bersama itu sendiri nilainya mencapai Rp50 juta, di mana kelompok ini memanfaatkan hasil hutan yang berasal dari kawasan TNKS berupa tanaman kecombrang, pakis dan lainnya.
"Hasil hutan nonkayu itu mereka olah menjadi produk UMKM seperti peyek dan stik pakis, kemudian dodol, sirop dan selai dari buah kecombrang," kata Mahfud.
TNKS jalin kemitraan usaha dengan masyarakat sekitar kawasan
Senin, 18 Maret 2024 9:33 WIB 935