Padangpariaman, (Antara) - Pemerintah Kabupaten Padangpariaman, Sumatera Barat menggelar Festival Budaya Minangkabau selama sebulan penuh di Kecamatan Sintuak Toboh Gadang, mulai Jumat (22/11) hingga Minggu (22/12).
Berbagai acara akan ditampilkan untuk memeriahkan jalannya kegiatan tersebut, di antaranya "silek" (silat), "dabuih" (debus), dan seni tradisi khas Minangkabau lainnya.
"Budaya dan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya mesti dilestarikan. Dan pelaksanaan Festival Budaya Minangkabau di Sintuak Toboh Gadang ini hanya salah satunya," kata Ketua Panitia Syamsir di Padangpariaman, Sabtu.
Dia menjelaskan, pelaksanaan festival yang dipusatkan di "laga-laga" (arena) anak nagari Korong Toboh Parupuak tersebut melibatkan peran ninik mamak, pemuda, dan pemerintah kabupaten setempat.
Syamsir berharap, kegiatan tersebut bisa memberikan kontribusi positif bagi upaya pelestarian dan sekaligus sebagai arena pendidikan bagi generasi muda yang belum sepenuhnya mengenal seni-seni tradisi khas di Minangkabau.
"Diharapkan ada sisi pendidikannya, jadi generasi muda yang barangkali belum pernah melihat (seni-seni tradisi khas Minangkabau), bisa datang dan mendapatkan pelajaran," jelasnya.
Senada dengan itu, di tempat yang sama, Bupati Padangpariaman Ali Mukhni mengimbau kepada masyarakat sekitar, utamanya kepada generasi muda kabupaten itu untuk memanfaatkan kesempatan tersebut.
"Ini kesempatan yang baik untuk belajar, karena akan ada banyak penampilan seni dan tradisi yang akan digelar dalam kegiatan sebulan penuh ini," kata Bupati.
Dia menegaskan, pemerintah setempat akan terus berupaya menfasilitasi para ninik mamak atau tokoh adat dan kaum muda di daerah itu untuk bisa berinovasi dan kemudian mengadakan kegiatan-kegiatan serupa di tempatnya masing-masing.
Selanjutnya, selain Bupati, kegiatan yang dipusatkan di kawasan seluas satu hektare itu, juga dihadiri Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Regional Sumatera Barat, Bengkulu dan Sumatera Selatan, Nurmatias.
Dalam sambutannya, Nurmatias mengapresiasi upaya pemerintah kabupaten setempat dalam menfasilitasi para ninik mamak dan generasi muda di daerah itu. Dia berharap, kegiatan tersebut tidak hanya berhenti di "laga-laga".
"Mudah-mudahan, kearifan lokal yang ada dalam "laga-laga" ini bisa dilestarikan secara turun temurun hingga ke rumah-rumah dan sekolah-sekolah," katanya. *
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013
Berbagai acara akan ditampilkan untuk memeriahkan jalannya kegiatan tersebut, di antaranya "silek" (silat), "dabuih" (debus), dan seni tradisi khas Minangkabau lainnya.
"Budaya dan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya mesti dilestarikan. Dan pelaksanaan Festival Budaya Minangkabau di Sintuak Toboh Gadang ini hanya salah satunya," kata Ketua Panitia Syamsir di Padangpariaman, Sabtu.
Dia menjelaskan, pelaksanaan festival yang dipusatkan di "laga-laga" (arena) anak nagari Korong Toboh Parupuak tersebut melibatkan peran ninik mamak, pemuda, dan pemerintah kabupaten setempat.
Syamsir berharap, kegiatan tersebut bisa memberikan kontribusi positif bagi upaya pelestarian dan sekaligus sebagai arena pendidikan bagi generasi muda yang belum sepenuhnya mengenal seni-seni tradisi khas di Minangkabau.
"Diharapkan ada sisi pendidikannya, jadi generasi muda yang barangkali belum pernah melihat (seni-seni tradisi khas Minangkabau), bisa datang dan mendapatkan pelajaran," jelasnya.
Senada dengan itu, di tempat yang sama, Bupati Padangpariaman Ali Mukhni mengimbau kepada masyarakat sekitar, utamanya kepada generasi muda kabupaten itu untuk memanfaatkan kesempatan tersebut.
"Ini kesempatan yang baik untuk belajar, karena akan ada banyak penampilan seni dan tradisi yang akan digelar dalam kegiatan sebulan penuh ini," kata Bupati.
Dia menegaskan, pemerintah setempat akan terus berupaya menfasilitasi para ninik mamak atau tokoh adat dan kaum muda di daerah itu untuk bisa berinovasi dan kemudian mengadakan kegiatan-kegiatan serupa di tempatnya masing-masing.
Selanjutnya, selain Bupati, kegiatan yang dipusatkan di kawasan seluas satu hektare itu, juga dihadiri Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Regional Sumatera Barat, Bengkulu dan Sumatera Selatan, Nurmatias.
Dalam sambutannya, Nurmatias mengapresiasi upaya pemerintah kabupaten setempat dalam menfasilitasi para ninik mamak dan generasi muda di daerah itu. Dia berharap, kegiatan tersebut tidak hanya berhenti di "laga-laga".
"Mudah-mudahan, kearifan lokal yang ada dalam "laga-laga" ini bisa dilestarikan secara turun temurun hingga ke rumah-rumah dan sekolah-sekolah," katanya. *
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013