Anggota Komisi X DPR RI Putra Nababan menekankan agar seluruh pihak menjaga dan waspada agar tidak terjadi lonjakan kasus COVID-19 gelombang ketiga di Indonesia agar siswa-siswi bisa tetap sekolah tatap muka pada awal tahun 2022.
"Buat apa kita liburan akhir tahun tapi di Januari, Februari, Maret anak-anak kita tidak bisa sekolah. Mau dilanjutkan lagi tidak sekolah? Sudah cukuplah," kata Putra Nababan dalam acara Forum Merdeka Barat 9 yang dipantau di Jakarta, Kamis.
Putra Nababan mengatakan bahwa anak didik mulai dari jenjang SD hingga perguruan tinggi mengalami learning loss atau kehilangan pengalaman belajar yang berdampak buruk pada pendidikan bangsa.
Bahkan Nababan mengungkapkan riset yang menyebut bahwa kehilangan pengalaman belajar selama enam bulan bagi siswa SD kelas 1, 2, dan 3 sama dengan kehilangan masa belajar selama dua tahun.
"Saya dapat riset anak-anak SD kelas 1 sampai kelas 3 SD yang kehilangan masa belajarnya selama enam bulan itu sama dengan seperti dua tahun. Terutama yang SD, anak-anak yang kelas 1-3 SD ini yang dia tidak belajar selama enam bulan atau melakukan pembelajaran daring itu ada loss ada kehilangannya," kata dia.
Nababan tidak memungkiri bahwa berhentinya pembelajaran tatap muka selama satu setengah tahun terakhir sejak terjadi pandemi sangat berpengaruh pada kualitas pendidikan anak sekolah, bahkan hingga perguruan tinggi.
Dia menyebut perguruan tinggi vokasi seperti perhotelan, permesinan, jasa boga, kedokteran tidak akan bisa menjalankan pendidikan daring secara keseluruhan.
Oleh karena itu Nababan mengajak seluruh masyarakat untuk bersama-sama menaati protokol kesehatan agar tidak terjadi lonjakan kasus COVID-19 yang bisa memicu pembatasan aktivitas masyarakat.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2021
"Buat apa kita liburan akhir tahun tapi di Januari, Februari, Maret anak-anak kita tidak bisa sekolah. Mau dilanjutkan lagi tidak sekolah? Sudah cukuplah," kata Putra Nababan dalam acara Forum Merdeka Barat 9 yang dipantau di Jakarta, Kamis.
Putra Nababan mengatakan bahwa anak didik mulai dari jenjang SD hingga perguruan tinggi mengalami learning loss atau kehilangan pengalaman belajar yang berdampak buruk pada pendidikan bangsa.
Bahkan Nababan mengungkapkan riset yang menyebut bahwa kehilangan pengalaman belajar selama enam bulan bagi siswa SD kelas 1, 2, dan 3 sama dengan kehilangan masa belajar selama dua tahun.
"Saya dapat riset anak-anak SD kelas 1 sampai kelas 3 SD yang kehilangan masa belajarnya selama enam bulan itu sama dengan seperti dua tahun. Terutama yang SD, anak-anak yang kelas 1-3 SD ini yang dia tidak belajar selama enam bulan atau melakukan pembelajaran daring itu ada loss ada kehilangannya," kata dia.
Nababan tidak memungkiri bahwa berhentinya pembelajaran tatap muka selama satu setengah tahun terakhir sejak terjadi pandemi sangat berpengaruh pada kualitas pendidikan anak sekolah, bahkan hingga perguruan tinggi.
Dia menyebut perguruan tinggi vokasi seperti perhotelan, permesinan, jasa boga, kedokteran tidak akan bisa menjalankan pendidikan daring secara keseluruhan.
Oleh karena itu Nababan mengajak seluruh masyarakat untuk bersama-sama menaati protokol kesehatan agar tidak terjadi lonjakan kasus COVID-19 yang bisa memicu pembatasan aktivitas masyarakat.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2021