Bengkulu (Antara Bengkulu) - Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Bengkulu mempertanyakan kemajuan pengusutan kematian seekor gajah Sumatra (Elephas maximus Sumatrae) yang diduga mati akibat diracun di Pusat Latihan Gajah (PLG) Seblat, Bengkulu Utara.

"Sampai saat ini belum jelas tentang pengusutan kematian gajah itu dari BKSDA Bengkulu, sangat lambat dan terkesan ditutup-tutupi," kata Direktur Walhi Bengkulu Beni Ardiansyah, di Kota Bengkulu, Senin.

Ia mengatakan hingga saat ini tidak ada informasi atau penjelasan secara resmi dari BKSDA tentang penyebab kematian satwa langka itu.

Jika benar akibat diracun, seharusnya sudah ada hasil pemeriksaan laboratorium sebab sampel yang akan diperiksa sudah hampir satu bulan berada di Bogor, Jawa Barat.

"Tidak mungkin sampai berminggu-minggu untuk memeriksa jenis racun apa yang mengakibatkan kematian gajah itu," tambahnya.

Menurutnya, BKSDA harus serius mengusut sejumlah kasus kematian satwa langka di Bengkulu. Sebab gajah Sumatra sudah masuk dalam kategori terancam punah dan dilindungi Undang-Undang nomor 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.

Selain gajah binaan bernama Yanti itu, sebelumnya juga kasus kematian gajah tidak pernah terungkap pelakunya.

Sementara Kabag Tata Usaha dan Umum BKSDA Bengkulu Supartono mengatakan hingga saat ini masih menunggu hasil investigasi penyebab kematian gajah betina itu.

"Hasil pemeriksaan dari laboratorium di Bogor juga belum kami terima, jadi belum bisa diketahui penyebab pastinya, meski diduga kuat akibat diracun," katanya.

Selama ini kata dia, penanganan terhadap gajah binaan di PLG Seblat sudah sesuai prosedur.

Tim yang dibentuk BKSDA lanjutnya, masih bekerja untuk mengungkap kasus ini dan pihaknya juga meningkatkan pengawasan terhadap satwa-satwa dilindungi itu.

"Kami meningkatkan pengawasan sehingga tidak terjadi lagi kasus serupa," tambahnya.

Seekor gajah Sumatra binaan BKSDA Bengkulu ditemukan mati di pinggir Sungai Seblat pada 7 November 2013.

Belum diketahui penyebab kematian gajah itu, namun saat ditemukan kondisinya cukup mengenaskan dimana dari lubang hidung, mata, telinga dan anus mengeluarkan darah. (Antara)

Pewarta:

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013