Dhaka (Antara/AFP) - Kerusuhan dan protes yang meningkat di Bangladesh setelah pengeksekusian seorang pemimpin penting Islam menewaskan delapan orang lagi, sementara perdana menteri negara itu memperingatkan akan menindak tegas aksi kekerasan itu.
Polisi mengatakan para pendukung kelompok Islam membakar rumah-rumah dan terlibat perkelahian di jalan-jalan dengan para aparat keamanan di kota-kota besar dan kecil dalam hari ketiga kerusuhan yang terjadi akibat pengeksekusian Abdul Quader Molla karena kejahatan perang.
Dua orang tewas Ahad di kota Patgram dan enam orang lainnya di berbagai tempat Sabtu malam, kata polisi, sementara para pendukung Islam melakukan mogok nasional atas pengeksekusian Molla, seorang pemimpin senior partai Jamaat-e-Islami.
"Polisi melepaskan tembakan untuk membubarkan para protes Jamaat yang membakar setidaknya 20 rumah milik para pendukung partai yang berkuasa," kata administrator pemerintah, Habibur Rahman kepada AFP menyangkut aksi kekerasan diPatgram.
Penggantungan Molla Kamis malam memicu kerusuhan baru di negara miskin itu , yang telah dilanda konflik politik menyangkut pemilu nasional yang menurut rencana akan diselenggarakan 5 Januari.
Sejumlah 20 orang kini tewas dan belasan lainnya cedera dalam bentrokan-bentrokan sejak Kamis antara para pegiat Jamaat yang marah dan polisi serta antara para pegiat dan para pendukung partai Liga Awami yang berkuasa.
Perdana Menteri Sheikh Hasina memperingatkan akan melakukan tindakan keras terhadap para perusuh dengan mengatakan "Kami telah cukup sabar. Kami tidak akan mentoleransi lagi."
"Rakyat negara ini tahu bagaimana menjawab kekejaman-kekejaman ini (aksi kekerasan terbaru), kami (pemerintah) juga tahu bagaimana menanggapinya, mengawasi anda (perusuh)," katanya dalam satu pertemuan Sabtu malam untuk mengenang mereka yang tewas dalam perang kemerdekaan tahun 1971 dari Pakistan.
Molla, 65 tahun, menjadi orang pertama dieksekusi karena perannya dalam perang itu.
Jamaat menyebut penggantungan itu satu "pembunuhan pilitik" dan mengatakan pihaknya akan melakukan pembalasan.
Molla terbukti bersalah Februari oleh satu pengadilan domestik yang banyak dikecam, adalah seorang pemimpin satu milisi pro-Pakistan yang berjuang menentang kemerdekaan negeri itu dan membunuh beberapa profesor terkenal, dokter, penulis dan wartawan.
Ia bersalah melakukan pembunuhan dan pembunuhan massal, termasuk lebih dari 350 warga sipil yang tidak bersenjata.
Dari enam orang yang tewas Sabtu malam,polisi mengatakan tiga orang tewas di kota Companygan di selatan, dua di kota pantai Laxmipur.
Di Companygan, satu pangkalan oposisi, polisi melepaskan tembakan senapan untuk membubarkan sekitar 8.000 pendukung Jamaat yang mengamuk dan membakar empat kantor pemerintah dan menyerang personil keamanan itu dengan bom-bom rakitan dan senjata api, kata seorang perwira senior polisi.
Di Ramganj, para pegiat Jamaat dan sekutu utamanya, partai oposisi utama Partai Nasioalis Bangladesh (BNP), menyerang satu konvoi para anggota parlemen dari partai yang berkuasa, menewaskan dua orang, kata wakil inspektur Ershadul Alam kepada AFP.
Molla adalah salah seorang dari lima anggota kelompok Islam dan para politisi lain yang dihukum mati oleh Pengadilan Kejahatan Internasional, yang oposisi katakan bertujuan untuk melenyapkan para pemimpinnya.
Hukuman-hukuman itu memicu kerusuhan dan menyeret negara itu dalam aksi kekerasan terburuk sejak kemerdekaan. Sekitar 250 orang tewas dalam aksi protes di jalan-jalan sejak Januari, ketika hukuman pertama dijatuhkan.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013
Polisi mengatakan para pendukung kelompok Islam membakar rumah-rumah dan terlibat perkelahian di jalan-jalan dengan para aparat keamanan di kota-kota besar dan kecil dalam hari ketiga kerusuhan yang terjadi akibat pengeksekusian Abdul Quader Molla karena kejahatan perang.
Dua orang tewas Ahad di kota Patgram dan enam orang lainnya di berbagai tempat Sabtu malam, kata polisi, sementara para pendukung Islam melakukan mogok nasional atas pengeksekusian Molla, seorang pemimpin senior partai Jamaat-e-Islami.
"Polisi melepaskan tembakan untuk membubarkan para protes Jamaat yang membakar setidaknya 20 rumah milik para pendukung partai yang berkuasa," kata administrator pemerintah, Habibur Rahman kepada AFP menyangkut aksi kekerasan diPatgram.
Penggantungan Molla Kamis malam memicu kerusuhan baru di negara miskin itu , yang telah dilanda konflik politik menyangkut pemilu nasional yang menurut rencana akan diselenggarakan 5 Januari.
Sejumlah 20 orang kini tewas dan belasan lainnya cedera dalam bentrokan-bentrokan sejak Kamis antara para pegiat Jamaat yang marah dan polisi serta antara para pegiat dan para pendukung partai Liga Awami yang berkuasa.
Perdana Menteri Sheikh Hasina memperingatkan akan melakukan tindakan keras terhadap para perusuh dengan mengatakan "Kami telah cukup sabar. Kami tidak akan mentoleransi lagi."
"Rakyat negara ini tahu bagaimana menjawab kekejaman-kekejaman ini (aksi kekerasan terbaru), kami (pemerintah) juga tahu bagaimana menanggapinya, mengawasi anda (perusuh)," katanya dalam satu pertemuan Sabtu malam untuk mengenang mereka yang tewas dalam perang kemerdekaan tahun 1971 dari Pakistan.
Molla, 65 tahun, menjadi orang pertama dieksekusi karena perannya dalam perang itu.
Jamaat menyebut penggantungan itu satu "pembunuhan pilitik" dan mengatakan pihaknya akan melakukan pembalasan.
Molla terbukti bersalah Februari oleh satu pengadilan domestik yang banyak dikecam, adalah seorang pemimpin satu milisi pro-Pakistan yang berjuang menentang kemerdekaan negeri itu dan membunuh beberapa profesor terkenal, dokter, penulis dan wartawan.
Ia bersalah melakukan pembunuhan dan pembunuhan massal, termasuk lebih dari 350 warga sipil yang tidak bersenjata.
Dari enam orang yang tewas Sabtu malam,polisi mengatakan tiga orang tewas di kota Companygan di selatan, dua di kota pantai Laxmipur.
Di Companygan, satu pangkalan oposisi, polisi melepaskan tembakan senapan untuk membubarkan sekitar 8.000 pendukung Jamaat yang mengamuk dan membakar empat kantor pemerintah dan menyerang personil keamanan itu dengan bom-bom rakitan dan senjata api, kata seorang perwira senior polisi.
Di Ramganj, para pegiat Jamaat dan sekutu utamanya, partai oposisi utama Partai Nasioalis Bangladesh (BNP), menyerang satu konvoi para anggota parlemen dari partai yang berkuasa, menewaskan dua orang, kata wakil inspektur Ershadul Alam kepada AFP.
Molla adalah salah seorang dari lima anggota kelompok Islam dan para politisi lain yang dihukum mati oleh Pengadilan Kejahatan Internasional, yang oposisi katakan bertujuan untuk melenyapkan para pemimpinnya.
Hukuman-hukuman itu memicu kerusuhan dan menyeret negara itu dalam aksi kekerasan terburuk sejak kemerdekaan. Sekitar 250 orang tewas dalam aksi protes di jalan-jalan sejak Januari, ketika hukuman pertama dijatuhkan.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013