Denpasar (Antara) -  Bentara Budaya Bali (BBB), lembaga kebudayaan nirlaba Kompas-Gramedia, bekerja sama Udayana Science Club (USC) menggelar Program Sinema bertajuk "Desember ke Yogja" dan "Science Film Festival".

"Kegiatan itu digelar selama dua hari, 20-21 Desember 2013, itu menyuguhkan tujuh film dokumenter pilihan Festival Film Dokumenter Yogyakarta tahun 2010-2012 dan film-film pilihan Dewan Juri Internasional Science Film Festival," kata Relawan BBB Vanesa Martida di Denpasar, Kamis.

Ia mengatakan, ketujuh film tersebut antara lain berjudul  "Music For a Film" (Darwin Nugraha, 2010), "Maaf Bioskop Tutup" (Ardi Wilda Irawan, 2010), "Kembali
Merajah Mentawai" (Rahung Nasution, 2011) dan "Bukit Bernyawa" (Steve
Pillar Setiabudi, 2011).

Selain itu, film berjudul "Lima Menit Lagi Ah Ah Ah" (Sammaria Simanjuntak & Sally Anom Sari, 2012), "Young Man and The Sea" (Yusron Fuadi, 2012), "Kematian di Jakarta (Lagi)" (Ucu Agustin, 2012), Nine and a Half : A Sea of Plastic (Jerman, 2012).

Bentara Budaya Bali sebelumnya sebelumnya memutar film Bali tempo dulu karya Miguel Covarrubias.

"Miguel Covarruubias adalah seniman  dan antropolog kelahiran Meksiko  yang juga penulis buku 'Island of Bali' memperkenalkan Bali kepada dunia barat tahun 1930," ujar Juwitta Lasut, penata acara tersebut.

Film Bali tempo dulu  karya Le isle Bali (Pulau Bali) serta sebuah film narasi-bisu karya  Henri de la Falaise dan Gaston Glass, bejudul  Legong: The Dance of The Virgin (1935).

Film kuno itu didistribusikan di Amerika Serikat oleh  Du Wolrd Pictures dan Paramount International untuk negara luar adikuasa.

"Dari film-film tersebut kita akan mencoba melihat dan membincangkan proses pencitraan atas Bali, dari pulau gelap (The Island of Dark) dengan kebudayaan yang terkesan jauh dari peradaban kemajuan menjadi The Paradise Island," ujar Juwitta Lasut.

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013