Bengkulu (Antara) - Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Bengkulu merancang infrastruktur penyediaan air bersih dari limbah pemutar turbin Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Musi.
Air itu bekas dipakai memutar turbin PLTA, jadi bukan limbah kotor, kata Asisten II Sekretaris Provinsi Bengkulu, M Nasyah, Kamis.
Ia mengatakan hal itu saat rapat koordinasi perencanaan pembanguanan infrastruktur air bersih yang digelar Dinas Pekerjaan Umum Bengkulu.
Air limpasan PLTA Musi yang dibuang ke Sungai Susup dapat dimanfaatkan atau diolah menjadi sumber air minum bagi tiga kabupaten dan kota.
Tiga kabupaten dan kota yang menjadi sasaran yakni Kabupaten Bengkulu Tengah, Kota Bengkulu dan Kabupaten Seluma.
"Jadi Dinas PU yang akan merancang infrastuktur atau instalasi pengolah air bersih, lalu dikelola berbentuk badan usaha milik daerah," ujarnya.
Menurutnya, sistem ini lebih murah dalam penyediaan air bersih bagi warga di tiga desa, bila dibandingkan dengan masing-masing pemda membangun instalasi sendiri.
Selain itu, sumber air seabgai bahan baku air minum bagi masyarakat Kota Bengkulu yakni dari Air Sungai Bengkulu juga semakin parah pencemarannya.
"Termasuk dari Sungai Airnelas, Seluma juga sudah terkontaminasi dengan pencemaran di hulu sungai seperti pupuk pertanian dan lainnya," katanya.
Sebelumnya, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Bengkulu sudah meneliti air limbah hasil pemutaran turbin pembangkit listrik tenaga air itu untuk menjadi sumber air minum.
"Limbah PLTA Musi adalah air yang dibuang setelah memutar turbin pembangkit, jadi wujudnya tidak seperti limbah pada umumnya yang kotor dan berbau," kata Kepala Bappeda Provinsi Bengkulu Edy Waluyo.
Ia mengatakan awalnya limbah PLTA Musi yang sebagian mengalir ke Sungai Susup Kabupaten Bengkulu Tengah dan Bengkulu Utara direncanakan untuk air irigasi.
Namun, kondisi areal persawahan yang terbagi dalam beberapa wilayah membuat rencana tersebut belum direalisasikan.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013
Air itu bekas dipakai memutar turbin PLTA, jadi bukan limbah kotor, kata Asisten II Sekretaris Provinsi Bengkulu, M Nasyah, Kamis.
Ia mengatakan hal itu saat rapat koordinasi perencanaan pembanguanan infrastruktur air bersih yang digelar Dinas Pekerjaan Umum Bengkulu.
Air limpasan PLTA Musi yang dibuang ke Sungai Susup dapat dimanfaatkan atau diolah menjadi sumber air minum bagi tiga kabupaten dan kota.
Tiga kabupaten dan kota yang menjadi sasaran yakni Kabupaten Bengkulu Tengah, Kota Bengkulu dan Kabupaten Seluma.
"Jadi Dinas PU yang akan merancang infrastuktur atau instalasi pengolah air bersih, lalu dikelola berbentuk badan usaha milik daerah," ujarnya.
Menurutnya, sistem ini lebih murah dalam penyediaan air bersih bagi warga di tiga desa, bila dibandingkan dengan masing-masing pemda membangun instalasi sendiri.
Selain itu, sumber air seabgai bahan baku air minum bagi masyarakat Kota Bengkulu yakni dari Air Sungai Bengkulu juga semakin parah pencemarannya.
"Termasuk dari Sungai Airnelas, Seluma juga sudah terkontaminasi dengan pencemaran di hulu sungai seperti pupuk pertanian dan lainnya," katanya.
Sebelumnya, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Bengkulu sudah meneliti air limbah hasil pemutaran turbin pembangkit listrik tenaga air itu untuk menjadi sumber air minum.
"Limbah PLTA Musi adalah air yang dibuang setelah memutar turbin pembangkit, jadi wujudnya tidak seperti limbah pada umumnya yang kotor dan berbau," kata Kepala Bappeda Provinsi Bengkulu Edy Waluyo.
Ia mengatakan awalnya limbah PLTA Musi yang sebagian mengalir ke Sungai Susup Kabupaten Bengkulu Tengah dan Bengkulu Utara direncanakan untuk air irigasi.
Namun, kondisi areal persawahan yang terbagi dalam beberapa wilayah membuat rencana tersebut belum direalisasikan.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013