Mukomuko (Antara) - Pemerintah Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, tahun 2014 kembali melanjutkan pemberian hadiah uang bagi pria yang menggunakan alat kontrasepsi vasektomi atau metode operasi pria.
"Setiap orang Rp500.000, atau lebih kecil dari sebelumnya Rp1 juta," kata Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana, dan Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Mukomuko, Farida Ariani, di Mukomuko, Selasa.
Menurut dia, program ini bukan karena bupati banyak uang, tetapi sebagai bentuk ucapan terima kasih dari pemerintah karena warga telah mengerti tentang program KB.
"Kita ingin mengajak pria tidak hanya ketergantungan kepada istri yang harus mengunakan alat kontrasepsi, tetapi mereka juga bisa demi kesehatan ibu dan anak," ujarnya lagi.
Selain daerah itu yang memberi uang kepada peserta KB dengan MOP, kata dia, peserta di provinsi juga menerima uang istirahat setelah menjalani operasi sebesar Rp150.000 per orang.
Ia menerangkan, munculnya ide program ini karena setelah berjalan sosialisasi tentang KB banyak yang terbentur. Warga cenderung menggunakan alat kontrasepsi jangka pendek seperti pil dan suntik.
"Kalau warga dibiarkan menggunakan alat kontrasepsi itu maka kecenderungannya lebih cepat terjadi kelahiran dan jumlah penduduk terus bertambah," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013
"Setiap orang Rp500.000, atau lebih kecil dari sebelumnya Rp1 juta," kata Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana, dan Pemberdayaan Perempuan Kabupaten Mukomuko, Farida Ariani, di Mukomuko, Selasa.
Menurut dia, program ini bukan karena bupati banyak uang, tetapi sebagai bentuk ucapan terima kasih dari pemerintah karena warga telah mengerti tentang program KB.
"Kita ingin mengajak pria tidak hanya ketergantungan kepada istri yang harus mengunakan alat kontrasepsi, tetapi mereka juga bisa demi kesehatan ibu dan anak," ujarnya lagi.
Selain daerah itu yang memberi uang kepada peserta KB dengan MOP, kata dia, peserta di provinsi juga menerima uang istirahat setelah menjalani operasi sebesar Rp150.000 per orang.
Ia menerangkan, munculnya ide program ini karena setelah berjalan sosialisasi tentang KB banyak yang terbentur. Warga cenderung menggunakan alat kontrasepsi jangka pendek seperti pil dan suntik.
"Kalau warga dibiarkan menggunakan alat kontrasepsi itu maka kecenderungannya lebih cepat terjadi kelahiran dan jumlah penduduk terus bertambah," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2013