Bengkulu (Antara) - Penduduk miskin di wilayah perkotaan di Provinsi Bengkulu bertambah sebanyak 5.750 jiwa atau sebesar 17,29 persen pada September 2013.

"Penduduk miskin di perkotaan meningkat dari 16,64 persen pada Maret 2013 menjadi 17,29 persen pada September 2013," kata Kepala Bidang Statistik Sosial pada Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu TP Silitonga, Jumat.

Sementara secara keseluruhan ia menyebutkan bahwa jumlah penduduk miskin di Provinsi Bengkulu periode Maret hingga September 2013 berkurang sebanyak 6.940 jiwa.

Pada Maret 2013, jumlah penduduk miskin pada Maret 2013 sebanyak 327.350 jiwa, berkurang menjadi sebanyak 320.410 jiwa pada September 2013.

Penurunan jumlah penduduk miskin dari sebesar 18,34 persen menjadi 17,75 persen.

"Dominan pengurangan jumlah penduduk miskin terjadi di wilayah perdesaan, sedangkan di perkotaan justru meningkat," ujarnya.

Silitonga mengatakan, jumlah penduduk miskin di perdesaan berkurang sebanyak 12.690 jiwa atau turun dari 19,10 persen menjadi 17,97 persen.

Peranan komoditi makanan terhadap garis kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan seperti sandang, perumahan, pendidikan dan kesehatan.

Sumbangan garis kemiskinan makanan terhadap garis kemiskinan pada September 2013 tercatat sebesar 78,02 persen, kondisi ini meningkat dibanding dengan Maret 2013 sebesar 78,01 persen.

Komoditi makanan yang berpengaruh besar terhadap nilai garis kemiskinan di perkotaan relatif sama dengan di perdesaan, yakni beras, rokok kretek filter, cabe merah, telur ayam ras, gula pasir dan mie instan.

Pada periode Maret 2013 hingga September 2013 Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks Keparahan Kemiskinan meningkat.

Hal ini kata dia mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung makin menjauh dari garis kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran antar penduduk miskin semakin melebar.

Ia menambahkan, perkembangan tingkat kemiskinan di Bengkulu memperlihatkan tren penurunan dari sebesar 22,13 persen pada 2007 menjadi 16,37 persen pada 2010.

Tren tersebut menurutnya tidak mampu dilanjutkan antara lain karena isu kenaikan bahan bakar minyak yang mempengaruhi kenaikan harga bahan pokok.

Sehingga, dalam tiga tahun berikutnya tingkat kemiskinan di daerah ini mengalami peningkatan dan pada keadaan September 2013, tingkat kemiskinan mencapai 17,75 persen. (Antara)

Pewarta:

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014