Bengkulu (antara-IPKB) - Program Keluarga Berencana (KB) perlu dijadikan sebagai pilihan untuk mencapai ketahanan keluarga. Untuk itu amat penting pemahaman terhadap program KB sebagai upaya pengaturan jarak kehamilan, bukan lagi hanya sebatas penundaan kehamilan.
Peningkatan pemahaman tentang program Kependudukan dan KB melalui penggerakkan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE), kata Kepala Bidang Pengendalian Penduduk (DALDUK) Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Provinsi Bengkulu Iskandar kepada wartawan di ruang kerjanya belum lama ini.
Ia mengatakan, saat ini pandangan masyarakat terhadap program KB masih pada kebutuhan batasan penundaan kehamilan, jika KB mengedepankan untuk pengaturan jarak kehamilan maka akan mengarah pada pencapaian ketahanan keluarga.
Pandangan terhadap pemahaman KB itu dapat diketahui dari kesertaan pasangan usia subur untuk ber-KB di Bengkulu masih dominan metode kontrasepsi jangka pendek seperti pil, suntik dan kondom.
Di katakannya, pencapaian peserta KB baru di Bengkulu pada 2013 dengan metode pil mencapai 30.003 peserta, suntik 45.757 dan kondom 7.372 akseptor.
Sementara peserta dengan metode jangka panjang seperti Intera Uterine Divece (IUD) Medis Operatif Pria (MOP) Medis Operatif Wanita (MOW) dan implant masih rendah dan perlu penggerakan KIE.
Berdasarkan laporan pencapaian peserta baru pada 2013 terdapat akseptor mix kontrasepsi jangka panjang IUD sebanyak 5.465 peserta, MOP 64, MOW 901 dan implant sebanyak 14.756.
Menurut Isakandar, upaya menanamkan pengetahuan masyarakat tentang hal itu diperlukan langka dari pelaku program yakni BKKBN untuk lebih mengintensifkan lagi peran mitra kerja lembaga dan program.
Ia menambahkan, organisaasi kemitraan BKKBN di daerah itu terdapat organisasi profesi, masyarakat, kelompok agama dan kalangan remaja.
Melalui peran serta unsur kemitraan itu diyakini dapat meningkatkan kualitas program baik penggunaan kontrasepsi hingga pada tercapainya sasaran untuk peningkatan ketahanan keluarga, pungkas Iskandar. (rs)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014
Peningkatan pemahaman tentang program Kependudukan dan KB melalui penggerakkan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE), kata Kepala Bidang Pengendalian Penduduk (DALDUK) Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Perwakilan Provinsi Bengkulu Iskandar kepada wartawan di ruang kerjanya belum lama ini.
Ia mengatakan, saat ini pandangan masyarakat terhadap program KB masih pada kebutuhan batasan penundaan kehamilan, jika KB mengedepankan untuk pengaturan jarak kehamilan maka akan mengarah pada pencapaian ketahanan keluarga.
Pandangan terhadap pemahaman KB itu dapat diketahui dari kesertaan pasangan usia subur untuk ber-KB di Bengkulu masih dominan metode kontrasepsi jangka pendek seperti pil, suntik dan kondom.
Di katakannya, pencapaian peserta KB baru di Bengkulu pada 2013 dengan metode pil mencapai 30.003 peserta, suntik 45.757 dan kondom 7.372 akseptor.
Sementara peserta dengan metode jangka panjang seperti Intera Uterine Divece (IUD) Medis Operatif Pria (MOP) Medis Operatif Wanita (MOW) dan implant masih rendah dan perlu penggerakan KIE.
Berdasarkan laporan pencapaian peserta baru pada 2013 terdapat akseptor mix kontrasepsi jangka panjang IUD sebanyak 5.465 peserta, MOP 64, MOW 901 dan implant sebanyak 14.756.
Menurut Isakandar, upaya menanamkan pengetahuan masyarakat tentang hal itu diperlukan langka dari pelaku program yakni BKKBN untuk lebih mengintensifkan lagi peran mitra kerja lembaga dan program.
Ia menambahkan, organisaasi kemitraan BKKBN di daerah itu terdapat organisasi profesi, masyarakat, kelompok agama dan kalangan remaja.
Melalui peran serta unsur kemitraan itu diyakini dapat meningkatkan kualitas program baik penggunaan kontrasepsi hingga pada tercapainya sasaran untuk peningkatan ketahanan keluarga, pungkas Iskandar. (rs)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014