Bengkulu (Antara-IPKB) - Kesertaan pria ber-KB di Provinsi Bengkulu merosot dari tahun sebelumnya yang melampaui target, pencapaian peserta KB pria dengan metode Medis Operasi Pria (MOP) pada 2013 hanya sebesar 35,36 persen.

Berdasarkan laporan pencapaian akhir tahun BKKBN Perwakilan Provinsi Bengkulu, pada 2013 jumlah peserta KB MOP 64 akseptor, angka tersebut jauh lebih rendah dari sasaran sebanyak 181 akseptor, target sebanyak itu ditetapkan dalam kontrak kinerja provinsi, kata Kepala Bidang Advokasi dan Penggerakkan Informasi (ADPIN) BKKBN Bengkulu Maryana melalui Kepala Sub Bidang Komuniskasi Edukasi dan Informasi Sohibi di kantornya baru ini.

Peserta MOP sebanyak itu terdapat delapan kabupaten, Kabupaten Bengkulu Utara sebanyak empat akseptor, tiga orang dari KAbupaten Rejang Lebong, delapan peserta yang disumbang Kota Bengkulu.

Sementara Kabupaten Kaur dan Kepahiang terdapat peserta masing-masing sebanyak dua orang. Sedangkan untuk Kabupaten Mukomuko dan Lebong telah berhasil memberikan sumbangsi KB pria MOP masing-masing sebanyak 22 peserta.

Untuk dua daerah kabupaten, yakni Kabupaten Bengkulu Selatan dan Seluma tidak terdapatnya peserta baru KB pria MOP, jelasnya.
Menurunnya pesertaan KB MOP itu menandakan persoalan keluarga dan kependudukan masih mengalami tantangan untuk mencapai penduduk tumbuh seimbang dan mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera, ujarnya.

Kontrasepsi bagi pria selain MOP juga terdapat kondom dengan kesertaannya pada 2013 hanya sebesar 67,10 persen atau sebanyak 7.372 peserta.

"Dengan pencapaian peserta KB pria yang masih rendah itu disinyalir beberapa faktor, antara lain budaya dan agama," kata Sohibi.

Selain rendahnya pencapaian peserta MOP yang dibawah target, juga terhadap peserta MOW 98,36 persen, kondom 67,10 persen, dan pil yang hanya sebesar 86,61 persen.  Namun secara komulatif pencapaian mix kontrasepsi pada tahun itu mencapai 109,38 persen, ujarnya.

Ia menambahkan, tantangan lainnya dalam pelaksanaan program KB di daerah itu yakni peserta dengan kontrasepsi yang masih dominan metode jangka pendek, pil, suntik dan kondom. Hal itu tentunya dapat memengaruhi kualitas program KB yang dapat menyebabkan angka kegagalan.(amrul)

Pewarta:

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014