Bengkulu (ANTARA Bengkulu) - Balai Konservasi Sumber Daya Alam Bengkulu berupaya mengamankan seekor harimau Sumatra (Panthera tigris Sumatrae) yang mati kena jerat dan sudah dikubur masyarakat di Desa Air Petai, Kecamatan Ulu Talo, Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu.
"Bangkai harimau itu awalnya sudah dibongkar petugas Balai Konservarasi Sumbber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu, namun dihalangi warga setempat dan akhirnya dikubur lagi," kata Kepala BKSDA Bengkulu Amon Zamora di Bengkulu, Senin.
Ia mengatakan, upaya mengamankan bangkai harimau itu terus dilakukan dan minta bantuan Polisi setempat untuk memproses warga yang menghalangi pengamanan bangkai harimau tersebut.
"Kami sudah melaporkan ke Polres Seluma untuk mengusut warga menghalangi petugas BKSDA membawa bangkai harimau itu ke Bengkulu," tandasnya.
Selanjutnya ia mengatakan, diketahui adanya harimau itu mati kena jerat berkat adanya laporan warga setempat, kemudian ditindaklanjuti dengan mengirim petugas ke lokasi.
Tiba di lokasi, ternyata harimau terkena jerat itu sudah dikubur warga setempat dekat kejadian perkara, petugas BKSDA berupaya membongkar kuburan itu dan berhasil mengangkat harimau tersebut.
Setelah petugas akan membawa bangkai harimau itu, ratusan warga datang ke lokasi dan melarang untuk dibawa ke Bengkulu, sempat terjadi ketegangan antara warga dan petugas, maka harimau itu kembali dikubur.
"Kami sedang mempelajari motif warga melarang petugas untuk mengamankan bangkai harimau tersebut, dugaan sementara harimau itu sengaja di jerat dan diumpan dengan bangaki babi hutan karena barang bukti masih ada di lapangan," ujarnya.
Kepala BKSDA Seksi Wilayah Bengkulu Selatan Jaja Sundana mengatakan, warga melarang untuk membawa bangkai harimau itu sudah diketahui namanya termasuk pemilik jerat tersebut.
Berdasarkan pengakuan salah seorang warga, katanya, hariau kena jerat itu awalnya mengejar babi hutan dan babi itu lebih duluan terkena jerat kemudian harimau terkena jerat bagian lehernya pekan lalu.
Keterangan warga itu tidak masuk akal karena setiap jerat hanya memiliki satu titik, bila titik itu sudah berhasil menjerat hewan babi tidak mungkin ada jerat lain menjerat lagi.
Dugaan sementara babi hutan itu sengaja diumpankan untuk menjerat harimau tersebut terlebih. Di daerah itu akhir-akhir ini ada berkeliaran harimau dan bahkan sebelumnya juga sudah ada harimau mati juga dikubur warga setempat, ujarnya.
Tindakan warga itu diduga kuat sudah dilindungi jaringan pemburu harimau, dengan demikian tim terpadu sudah diturunkan untuk menyelidiki motif pembunuhan hariamau tersebut, sekaligus membersihkan jerat yang ada di akwasan itu, ujarnya. (Z005)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012
"Bangkai harimau itu awalnya sudah dibongkar petugas Balai Konservarasi Sumbber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu, namun dihalangi warga setempat dan akhirnya dikubur lagi," kata Kepala BKSDA Bengkulu Amon Zamora di Bengkulu, Senin.
Ia mengatakan, upaya mengamankan bangkai harimau itu terus dilakukan dan minta bantuan Polisi setempat untuk memproses warga yang menghalangi pengamanan bangkai harimau tersebut.
"Kami sudah melaporkan ke Polres Seluma untuk mengusut warga menghalangi petugas BKSDA membawa bangkai harimau itu ke Bengkulu," tandasnya.
Selanjutnya ia mengatakan, diketahui adanya harimau itu mati kena jerat berkat adanya laporan warga setempat, kemudian ditindaklanjuti dengan mengirim petugas ke lokasi.
Tiba di lokasi, ternyata harimau terkena jerat itu sudah dikubur warga setempat dekat kejadian perkara, petugas BKSDA berupaya membongkar kuburan itu dan berhasil mengangkat harimau tersebut.
Setelah petugas akan membawa bangkai harimau itu, ratusan warga datang ke lokasi dan melarang untuk dibawa ke Bengkulu, sempat terjadi ketegangan antara warga dan petugas, maka harimau itu kembali dikubur.
"Kami sedang mempelajari motif warga melarang petugas untuk mengamankan bangkai harimau tersebut, dugaan sementara harimau itu sengaja di jerat dan diumpan dengan bangaki babi hutan karena barang bukti masih ada di lapangan," ujarnya.
Kepala BKSDA Seksi Wilayah Bengkulu Selatan Jaja Sundana mengatakan, warga melarang untuk membawa bangkai harimau itu sudah diketahui namanya termasuk pemilik jerat tersebut.
Berdasarkan pengakuan salah seorang warga, katanya, hariau kena jerat itu awalnya mengejar babi hutan dan babi itu lebih duluan terkena jerat kemudian harimau terkena jerat bagian lehernya pekan lalu.
Keterangan warga itu tidak masuk akal karena setiap jerat hanya memiliki satu titik, bila titik itu sudah berhasil menjerat hewan babi tidak mungkin ada jerat lain menjerat lagi.
Dugaan sementara babi hutan itu sengaja diumpankan untuk menjerat harimau tersebut terlebih. Di daerah itu akhir-akhir ini ada berkeliaran harimau dan bahkan sebelumnya juga sudah ada harimau mati juga dikubur warga setempat, ujarnya.
Tindakan warga itu diduga kuat sudah dilindungi jaringan pemburu harimau, dengan demikian tim terpadu sudah diturunkan untuk menyelidiki motif pembunuhan hariamau tersebut, sekaligus membersihkan jerat yang ada di akwasan itu, ujarnya. (Z005)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012