Jambi (ANTARA Bengkulu) - Kawasan hutan mangrove di pantai Timur dalam wilayah provinsi Jambi terancam habis akibat dirambah dan alih fungsi, sehingga bota laut juga kehilangan habitat.

Pemerintah Provinsi Jambi terus berupaya mengamankan hutan bakau atau mangrove tersebut, sebagai tempat berkembang atau bertelurnya biota laut, kata Kepala Dinas kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Jambi Herman Rahim di Jambi, Senin.

Ia mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan pemerintah setempat terus berupaya mengamankan kawasan hutan bakau berada di kawasan pantai timur sepanjang 22,7 km tersebut, karena merupakan tempat bertelur penghuni laut Cina Selatan yang berdekatan dengan wilayah tersebut.

Pengembangan kawasan pantai timur merupakan salah satu sasaran pengembangan perekonomian Provinsi Jambi, khusunya untuk perikanan tangkap dan hudidaya. Hutan bakau tersebut selain tempat berkembangnya biota laut juga tempat persinggahan ribuan burung imigran dari Eropa pada musim tertentu.

Pengembangan pantai timur itu dengan mengoptimalkan pemanfaatan potensi tangkap yang ada karena saat ini baru 39 persen yang terealisasi. dari potensi tangkap mencapai 114.036 ton/tahun.

Upaya untuk memanfaatkan potensi laut pantai timur itu yakni dengan meningkatkan bantuan kapal dan alat tangkap pada nelayan yang berukuran di atas 10 GT.

Saat ini wilayah tangkap pantai timur masih terfokus pada zona satu atau di bawah lima mil laut, karena sebagian besar nelayan hanya memiliki alat tangkap dan kapal di bawah 5 GT.

Secara bertahapl peningkatan kapal di atas 10 GT dan 30 GT akan ditingkatkan, supaya bisa memperluas wilayah tangkapan pada zona dua dan tiga di atas 10 mil laut.

"Selain meningkatkan pengadaan alat tangkap dan kapal berukuran besar, nelayan setempat juga terus dibina untuk mengembangkan perikanan budidaya," kata Herman Rahim. (ant)

Pewarta:

Editor : Indra Gultom


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012