Bengkulu (ANTARA Bengkulu) - Tim Penanggulangan Penyakit Flu Burung Provinsi Bengkulu kehabisan "rapidtest" atau alat tes cepat untuk mengetahui terjangkit atau tidaknya bangkai unggas dari virus flu burung.
"Mulai hari ini kami kehabisan alat tes untuk mengetahui terjangkit atau tidaknya bangkai unggas dari virus flu burung," kata Koordinator Penanggulangan Penyakit Flu Burung (PPFB) Provinsi Bengkulu Emran Kuswady kepada reporter antarabengkulu.com, Minggu.
Ia menjelaskan, pihaknya kehabisan persediaan alat tes karena banyaknya ayam yang mati mendadak yang harus dilakukan pengetesan sehingga bisa dipastikan terjangkit atau tidak dari virus flu burung.
"Selain itu, kami juga kehabisan perlengkapan pakaian pengamanan petugas untuk memusnahkan unggas yang positif terjangkit virus flu burung, sehingga bila ada unggas yang mati mendadak kami kesulitan untuk menanganinya," katanya.
Ia mengatakan, telah menghubungi Tim PPFB di Jakarta untuk meminta bantuan dikirimkan rapidtest dan pakaian pengamanan petugas untuk memusnahkan unggas positif flu burung.
"Kami meminta dikirimkan minimal 24 buah alat dan 15 pakaian pengamanan petugas untuk setiap kabupaten/kota di seluruh Provinsi Bengkulu. Mudah-mudahan cepat dikirim sehingga bila ditemukan unggas positif flu burung cepat tertangani," katanya.
Pihaknya sedang siaga karena telah ditemukannya seekor bangkai ayam bangkok jantan positif terjangkit virus flu burung di RT 10 RW 4 Kelurahan Kebun Beler Kota Bengkulu.
"Kami telah memusnahkan tujuh ekor ayam milik warga RT 10 RW 4 Kelurahan Kebun Beler Kota Bengkulu karena seekor diantaranya dipastikan positif terjangkit virus flu burung," katanya.
Tim PPFB mencatat penemuan kasus ayam positif flu burung di Kelurahan Kebun Beler Kota Bengkulu merupakan kasus pertama pada 2012. Sementara itu pada 2011 ditemukan 349 ekor unggas positif flu burung. (mhe)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012
"Mulai hari ini kami kehabisan alat tes untuk mengetahui terjangkit atau tidaknya bangkai unggas dari virus flu burung," kata Koordinator Penanggulangan Penyakit Flu Burung (PPFB) Provinsi Bengkulu Emran Kuswady kepada reporter antarabengkulu.com, Minggu.
Ia menjelaskan, pihaknya kehabisan persediaan alat tes karena banyaknya ayam yang mati mendadak yang harus dilakukan pengetesan sehingga bisa dipastikan terjangkit atau tidak dari virus flu burung.
"Selain itu, kami juga kehabisan perlengkapan pakaian pengamanan petugas untuk memusnahkan unggas yang positif terjangkit virus flu burung, sehingga bila ada unggas yang mati mendadak kami kesulitan untuk menanganinya," katanya.
Ia mengatakan, telah menghubungi Tim PPFB di Jakarta untuk meminta bantuan dikirimkan rapidtest dan pakaian pengamanan petugas untuk memusnahkan unggas positif flu burung.
"Kami meminta dikirimkan minimal 24 buah alat dan 15 pakaian pengamanan petugas untuk setiap kabupaten/kota di seluruh Provinsi Bengkulu. Mudah-mudahan cepat dikirim sehingga bila ditemukan unggas positif flu burung cepat tertangani," katanya.
Pihaknya sedang siaga karena telah ditemukannya seekor bangkai ayam bangkok jantan positif terjangkit virus flu burung di RT 10 RW 4 Kelurahan Kebun Beler Kota Bengkulu.
"Kami telah memusnahkan tujuh ekor ayam milik warga RT 10 RW 4 Kelurahan Kebun Beler Kota Bengkulu karena seekor diantaranya dipastikan positif terjangkit virus flu burung," katanya.
Tim PPFB mencatat penemuan kasus ayam positif flu burung di Kelurahan Kebun Beler Kota Bengkulu merupakan kasus pertama pada 2012. Sementara itu pada 2011 ditemukan 349 ekor unggas positif flu burung. (mhe)
COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2012