Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan bahwa stok vaksin COVID-19 yang kedaluwarsa pada akhir Februari 2022 kurang dari satu persen dari seluruh persediaan.

"Dari angka prediksi awal kami 18 juta dosis yang berpotensi kedaluwarsa, tidak semuanya kedaluwarsa. Jumlahnya masih kurang dari satu persen dan masih dalam batas wastage rate," katanya di Jakarta, Rabu.

Menurut informasi yang disiarkan di laman resmi Kementerian Kesehatan, wastage rate mencakup vaksin sisa, tidak terpakai, rusak, dan hilang serta vaksin yang dijadikan stok penyangga untuk mengatasi kekurangan suplai, memenuhi kebutuhan darurat, dan relokasi antardaerah.

Nadia mengatakan bahwa daerah yang stok vaksinnya sebagian kedaluwarsa antara lain Lampung. Sebanyak 170 ribu dosis lebih stok vaksin COVID-19 buatan AstraZeneca di provinsi itu kedaluwarsa pada akhir Februari 2022.

Menurut Nadia, stok vaksin yang kedaluwarsa tersebut merupakan vaksin COVID-19 dengan masa guna singkat hibah dari negara sahabat.

Ia mengatakan bahwa daerah yang terlambat menggunakan stok vaksin sehingga sebagian persediaan vaksinnya menjadi kedaluwarsa tidak dikenai sanksi.

Menurut dia, Kementerian Kesehatan rutin mengingatkan pemangku kepentingan di daerah untuk memperbaiki tata kelola pemanfaatan vaksin COVID-19.

"Kalau sanksi tidak ada. Kita ingatkan untuk perbaikan tata kelola agar segera memanfaatkan vaksin yang akan kedaluwarsa terlebih dahulu," katanya.

Pemerintah daerah, menurut dia, harus mengecek masa guna setiap pasokan vaksin COVID-19 yang diterima dan mengatur penggunaannya agar tidak banyak stok vaksin yang kedaluwarsa sebelum digunakan.

"Karena kan vaksinasi kadang-kadang kita tidak bisa prediksi sepenuhnya, karena bisa saja pesertanya yang enggak datang," katanya.

Nadia menambahkan, menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) ada produk vaksin COVID-19 yang masa penggunaannya sudah diperpanjang.

"Terutama AstraZeneca sudah ditambah masa edarnya," kata dia.

Menurut data Kementerian Kesehatan, stok vaksin COVID-19 nasional saat ini sekitar 450 juta dosis dengan perincian sebanyak 45 juta sampai 50 juta dosis masih dalam proses produksi di fasilitas Bio Farma, 10 juta dosis siap diedarkan, dan 383 juta dosis dalam proses distribusi ke daerah.
 

Pewarta: Andi Firdaus

Editor : Musriadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2022