Palembang (Antara) - Harga karet petani yang dipasarkan melalui lelang antarkoperasi unit desa masing-masing daerah di Sumatera Selatan hingga Senin tertinggi  Rp8.772 per kilogram, dan terendah kisaran Rp7.750 per kg.

Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Dinas Perkebunan Sumsel, Benyamin, di Palembang, Senin mengatakan bahwa harga tersebut mengalami penurunan drastis dibandingkan kondisi dua pekan sebelumnya mencapai tertinggi Rp13.205 per kg.

Ia menjelaskan, berdasarkan data yang dihimpun Dinas Perkebunan setempat, harga karet lelang koperasi unit desa (KUD) tersebut diperoleh melalui lelang Unit Pengolahan dan Pemasaran Bokar (UPPB) Desa Regan Agung Kecamatan Banyuasin III Kabupaten Banyuasin.

Sementara, pasar lelang UPPB Usaha Bersama, UPPB Bina Tani dan UPPB Harapan Kita menetapkan harga bahan olah karet (bokar) usia satu minggu sama masing-masing Rp7.750 per kg.

Menurut dia, para pedagang pengumpul melalui pasar lelang tersebut membeli karet menyesuaikan dengan ongkos angkut dari lokasi lelang dengan pabrik penampung di Kota Palembang, di samping juga berdasarkan kualitas bokar itu sendiri.

Menurut Benyamin, Dinas Perkebunan Sumsel setiap pekan secara rutin menerima laporan perkembangan harga karet dari sejumlah pasar lelang KUD di beberapa daerah sentra produksi di provinsi tersebut.

Sedangkan naik dan turunnya harga bokar petani yang dijual melalui pasar lelang tersebut menyesuaikan perkembangan perdagangan komoditas itu di pasaran tingkat pabrik di Palembang, serta pasaran di luar negeri.

Sementara, harga getah karet harian di tingkat petani Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan sejak sepekan terakhir hingga Senin turun menjadi Rp5.000/kg dari sebelumnya kisaran Rp7.000/kg.

"Tidak tahu apa penyebabnya, sudah sekitar dua minggu ini harga karet terus turun," kata Nur Wahid, petani asal Peninjauan di Baturaja.

Dia mengatakan, bukan harga harian saja yang turun, namun juga untuk getah karet kategori dua mingguan juga mengalami penurunan.

Dia menjelaskan, untuk harga karet dua mingguan mengalami penurunan kisaran Rp2.500 hingga Rp3.000/kg dari harga biasa. Harga biasa sebelumnya mencapai Rp11.500, kini hanya tembus Rp8.500/kg.

Menurut dia, di Kecamatan Peninjauan OKU tidak ada penjual getah karet sistem bulanan, yang ada hanya harian dan mingguan.

Pernyataan hampir sama juga disampaikan sejumlah petani asal daerah Batumarta, bahwa harga karet dalam sepekan terakhir terus turun, sehingga menyulitkan petani untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, karena karet merupakan mata pencaharian penduduk setempat.

Harga getah karet bulanan di Batumarta yang sebelumnya mencapai Rp11.500 kini hanya Rp9.500/kg, katanya. (Antara)

Pewarta: Oleh Muhammad Suparni

Editor : Helti Marini S


COPYRIGHT © ANTARA News Bengkulu 2014